Kamis 25 Apr 2019 00:40 WIB

Kemenpora Inisiasi Dialog Antaragama Pemuda ASEAN

Dialog antaragama pemuda ASEAN diharapkan dapat memperkuat toleransi.

Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Asrorun Niam  melakukan sesi foto bersama Rerpublika, Kamis di Kantor Kementria Pemuda dan Olahraga, Jakarta kamis (16/8).
Foto: Republika/Iman Firmansyah
Deputi Bidang Pengembangan Pemuda Asrorun Niam melakukan sesi foto bersama Rerpublika, Kamis di Kantor Kementria Pemuda dan Olahraga, Jakarta kamis (16/8).

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga menginisiasi dialog antaragama yang diikuti pemuda negara ASEAN. Kegiatan itu ditujukan untuk memperkuat toleransi sekaligus mencegah berkembangnya radikalisme di kawasan ini.

"Indonesia menginisiasi dialog kepemudaan antaragama sebagai bentuk komitmen menjaga perdamaian dan memperkuat budaya keberagaman bagi pemuda. Ini penting dan harus menjadi komitmen semua pihak," kata Deputi Pengembangan Pemuda Kemenpora Asrorun Ni'am Sholeh saat membuka acara Mid-Term Review Validation Workshop of The ASEAN Work Plan on Youth 2016-2020 yang dilaksanakan di Mercure Convention Centre Ancol, Jakarta.

Seluruh perwakilan kementerian bidang pemuda negara ASEAN hadir dalam kegiatan yang ditujukan untuk mengevaluasi sekaligus memberikan rekomendasi atas program pendampingan kepemudaan antarnegara itu. Menurut Ni'am, acara tersebut akan diselenggarakan hingga Jumat (26/4).

"Kegiatan ini dilakukan untuk memperkuat relasi kepemudaan di ASEAN khususnya penguatan toleransi di kalangan pemuda, agar menjadi penangkal tumbuh radikalisme atas nama agama, politik, ras atau apa saja yang didasari perbedaan," ujar Ni''am.

Menurut Ni'am, fenomena radikalisme di kalangan pemuda dipicu oleh cara pandang yang tidak tepat. Para pemuda tersebut mendasari pemikirannya berdasarkan ras, agama, atau politik yang tidak bisa menerima perbedaan satu dengan yang lainnya.

Niam yang juga bertindak sebagai ketua ASEAN SOMY (Senior Official Meeting of Youth) mengajak seluruh delegasi untuk menyampaikan belasungkawa atas tragedi yang terjadi di Sri Lanka dan Selandia Baru. Semua peserta diminta untuk mendoakan agar peristiwa intoleransi yang berujung terorisme itu tidak terjadi lagi.

"Semoga ini yang terakhir. Kita berharap semua anak muda di dunia khususnya ASEAN memperkuat toleransi serta membiasakan menghargai perbedaan. Toleransi adalah kunci perdamaian," ujar Ni'am.

sumber : Antara
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement