Kamis 25 Apr 2019 05:20 WIB

Taliban Terlibat Pertempuran Sengit dengan ISIS

Taliban terlibat pertempuran sengit dengan ISIS di Afghanistan Timur.

Petempur Taliban berkumpul bersama warga di distrik Surkhroad, Provinsi Nangarhar, Kabul, Afghanistan, Sabtu (16/6).
Foto: AP Photo/Rahmat Gal
Petempur Taliban berkumpul bersama warga di distrik Surkhroad, Provinsi Nangarhar, Kabul, Afghanistan, Sabtu (16/6).

REPUBLIKA.CO.ID, KABUL -- Gerilyawan Taliban terlibat pertempuran paling sengit selama satu tahun belakangan ini melawan petempur yang setia kepada ISIS. Mereka memperebutkan wilayah di Afghanistan Timur, kata beberapa pejabat pada Rabu.

Pertempuran itu meletus pada Senin di dua kabupaten di Provinsi Nangarhar di perbatasan Afghanistan Timur. Kala itu, milisi ISIS menyerang beberapa desa yang dikuasai Taliban.

"Petempur ISIS telah merebut enam desa di Kabupaten Khogyani dan Shirzad tapi pertempuran belum berhenti," kata Sohrab Qaderi, anggota Dewan Provinsi Nangarhar, sebagaimana dikutip Reuters --yang dipantau Antara di Jakarta, Rabu malam.

Sebanyak 500 keluarga telah menyelamatkan diri dari pertempuran tersebut, kata Qaderi. Jumlah korban jiwa belum diketahui.

Seorang juru bicara Taliban, yang menguasai lebih banyak wilayah dibandingkan dengan kapan pun sejak mereka digulingkan dari kekuasaan hampir 18 tahun lalu, belum mengeluarkan komentar. Milisi ISIS pertama kali muncul di Afghanistan Timur sekitar 2014 dan telah memerangi Taliban serta pasukan pemerintah dan asing.

Kelompok yang berafiliasi kepada ISIS di Afghanistan telah aktif di beberapa daerah lain, terutama di Afghanistan Utara. Kelompok itu juga telah mengukir reputasi karena perbuatan kejamnya, bahkan dari sudut pandang konflik Afghanistan. Mereka telah berada di belakang sejumlah serangan mematikan di pusat kota.

Meskipun Nangarhar, di perbatasan dengan Pakistan, telah menjadi kubu ISIS, sebagian desa di Kabupaten Khogyani dan Shirzad telah dikuasai oleh Taliba. Warga desa yang mengungsi mengatakan mereka harus menyelamatkan nyawa masing-masing.

"Saya hanya bisa menyelamatkan keluarga saya. Kami terpaksa meninggalkan semuanya," kata Shawkat (36), seorang warga Desa Markikhel di Kabupaten Shirzad yang menyelamatkan diri ke satu desa tetangga.

Attaullah Khogyani, Juru Bicara Gubernur Provinsi, mengatakan pemerintah akan membantu warga desa yang kehilangan tempat tinggal dengan menyediakan makanan dan obat.

Pada Agustus lalu, lebih dari 150 milisi ISIS menyerahkan diri kepada pasukan keamanan Afghanistan, setelah mereka dikalahkan oleh Taliban di Provinsi Jawzjan di bagian barat-laut negeri itu. AS memperkirakan ada sebanyak dua ribu milisi ISIS di Afghanistan.

Banyak dari mereka adalah mantan anggota Taliban. Ada sedikit bukti mengenai hubungan langsung dengan ISIS di Timur Tengah, tempat kelompok tersebut telah kehilangan pijakan yang pernah dikuasainya di Suriah dan Irak setelah kalah dari pasukan dukungan Barat.

sumber : Antara, Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement