REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladamir Putin menandatangani dekrit mempermudah warga yang tinggal di wilayah separatis Ukraina timur, agar dapat mengakses paspor Rusia. Langkah ini dipandang sebagai tantangan bagi komedian Volodmyr Zelensky, yang memenangi pemilihan presiden (pilpres) Ukraina pekan lalu.
Putin mengatakan dekrit tersebut murni karena alasah kemanusiaan. Dekrit ini ditujukan untuk orang-orang yang tinggal di wilayah Donetsk dan Luhansk yang disita oleh kelompok separatis pada 2014 setelah Rusia mencaplok Krimea dari Ukraina. Konflik di daerah tersebut telah menewaskan sekitar 13 ribu orang, sejak Rusia menganeksasi semenanjung Krimea di Kiev pada 2014.
"Orang-orang yang tinggal di daerah ini sepenuhnya kehilangan hak-hak sipil, mereka tidak bisa bergerak secara normal atau memenuhi kebutuhan mereka yang paling dasar. Kami tidak ingin menciptakan masalah bagi pemerintahan Ukraina yang baru," ujar Putin dilansir BBC, Kamis (25/4).
Menteri Luar Negeri Ukraina Pavlo Klimkin menyebut dekrit tersebut sebagai kelanjutan agresi dan campur tangan Rusia dalam urusan internal negara mereka. Klimkin mendesak penduduk Ukraina timur tidak menerima paspor Rusia.
"Rusia telah merampas Anda dan sekarang dia masuk tanpa izin untuk masa depan Anda," ujar Pavlo dalam cicitannya di Twitter.
Zelensky terpilih sebagai presiden Ukraina untuk periode berikutnya. Menjelang pemilihannya, dia mengatakan ingin memperbarui hubungan dengan Ukraina timur dan mengakhiri konflik.
Dalam sebuah postingan di Facebook, tim Zelensky menyatakan, melalui dekrit tersebut Rusia mengakui tanggung jawabnya sebagai negara penjajah. Keputusan tersebut juga tidak akan membuat Ukraina melakukan gencatan senjata.