Jumat 26 Apr 2019 19:47 WIB

Dua Perguruan Tinggi Islam di Bogor Kerja Sama dengan Rusia

Dua perguruan tinggi Islam di Bogor bekerja sama dengan Universitas Islam Rusia.

Rep: Rossi Handayani / Red: Nur Aini
Bendera Rusia
Bendera Rusia

REPUBLIKA.CO.ID, BOGOR -- Dua perguruan tinggi Islam di Bogor, Sekolah Tinggi Ekonomi Islam (STEI) Tazkia dan Universitas Ibn Khaldun (UIKA) menjalin kerja sama dengan Universitas Islam Rusia (RIU). Itu dituangkan dalam perjanjian yang ditandatangani di RIU, Kazan (24/4).

"Kami siap menerima mahasiswa dari RIU untuk belajar di STEI Tazkia, bahkan mulai tahun pelajaran baru mendatang," kata Rektor STEI Tazkia, Murniati Mukhlisin dalam keterangannya kepada Republika.co.id, Jumat (26/4).

Baca Juga

Perjanjian ditandatangani oleh para rektor perguruan tinggi tersebut, yaitu Rafik Mukhametahin dari RIU, dan Rektor STEI Tazkia, Murniati. Sedangkan dari UIKA ditandatangani oleh Bahruddin yang kehadirannya di Kazan diwakili Indriya Rusmana, dosen UIKA. 

Para pihak sepakat untuk mempromosikan, mengembangkan, dan memperkuat kerja sama pendidikan, dan ilmu pengetahuan yang saling menguntungkan. Bentuk kerja sama antara lain pertukaran staf, pengajar dan mahasiswa, penelitian dan publikasi bersama, penyelenggaraan seminar, konferensi dan workshop bersama, serta kerja sama lainnya.

Rektor RIU menyampaikan kegembiraannya dapat menjalin, dan mengembangkan kembali kerja sama dengan perguruan tinggi Islam di Indonesia setelah beberapa tahun terakhir terhenti. Menurut Rektor RIU, kerja sama dengan Indonesia begitu penting, seperti yang telah dirintis dari 2009. 

Pada 2009, Rafik Mukhametshin berkunjung ke Indonesia menjalin kerja sama dengan UIN Syarif Hidayatullah Ciputat, UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta, dan UIN Maulana Malik Ibrahim Malang. Salah satu kerja sama yang dicapai yakni pengiriman mahasiswa RIU untuk belajar di Indonesia dalam program magister, antara lain di UIN Malang. 

Murniati mengatakan, kerja sama antar-perguruan tinggi ini dilandasi pada Tridharma Pendidikan, yaitu pengajaran, penelitian, dan pengabdian masyarakat. Rektor STEI Tazkia berharap terdapat pertukaran dosen dan mahasiswa, double degree, bimbingan mahasiswa dan riset bersama, termasuk pendidikan ekonomi syariah.

Murniati terkesan dengan kunjungan pertamanya ke Kazan. Menurutnya, industri halal terutama makanan halal, pakaian muslim, dan keuangan syariah sedang menjadi perhatian di Rusia. 

Ia mengatakan, STEI Tazkia siap bekerja sama dengan Rusia dalam edukasi, sosialisasi dan persiapan SDM untuk pengembangan keuangan syariah, dan industri halal lebih lanjut.

RIU merupakan salah satu perguruan tinggi Islam di Rusia yang didirikan pada 1998. Saat ini, RIU terdapat Fakultas Teologi yang di dalamnya memiliki jurusan teologi, linguistik, jurnalistik Islam, ekonomi Islam, dan pembelajaran jarak jauh. Di RIU sekitar 1.200 mahasiswa tidak hanya berasal dari Tatarstan dan berbagai wilayah Rusia, tetapi juga dari negara lain, khususnya negara pecahan Uni Soviet.

Duta Besar RI untuk Federasi Rusia merangkap Republik Belarus, M. Wahid Supriyadi hadir menyaksikan penandatanganan perjanjian tersebut. Ia mendorong pengembangan kerjasama antar perguruan tinggi kedua negara, termasuk perguruan tinggi Islam. 

Kerja sama tersebut dapat turut mendekatkan hubungan kedua bangsa yang tidak hanya mencakup bidang pendidikan, tetapi juga ekonomi dan sosial budaya. Dubes Wahid menekankan pentingnya tindak lanjut, dan realisasi dari kesepakatan-kesepakatan kedua pihak.

Beberapa jam sebelum penandatanganan dengan RIU, STEI Tazkia juga menandatangani perjanjian kerja sama dengan Kazan (Volga Region) Federal University (KFU) yang diwakili oleh Wakil Rektor Bidang Kerja Sama Internasional KFU, Linar Latypov.

 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement