REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN--Menteri Luar Negeri Iran Mohammad Javad Zarif akan mengunjungi Korea Utara (Korut). Baik Iran dan Korut sama-sama kesulitan menghadapi sanksi yang diberikan Amerika Serikat.
Pada Ahad (28/4) kantor berita Iran IRNA melaporkan Zarif mengatakan kunjungan tersebut sudah direncanakan. Ia juga akan segera mengumumkan tanggal keberangkatannya.
Amerika Serikat kembali memberlakukan sanksi kepada Iran sejak Presiden AS Donald Trump menarik negaranya dari kesepakatan nuklir tahun 2015 pada tahun lalu. AS juga memperketat sanksi kepada Korut.
Kedua negara itu mendapatkan sanksi karena kepemilikan senjata nuklir. AS memperketat sanksi mereka terhadap Korut agar negeri yang dipimpin Kim Jong-un itu bersedia menyerahkan senjata nuklir mereka.
Deligasi parlemen Iran sempat mengunjungi Korut pada bulan Desember. Sementara Menteri Luar Negeri Korut mengunjungi Iran pada bulan Agustus.
Pada bulan ini AS mencabut keringanan beberapa importir minyak Iran. Membuat negeri Timur Tengah itu semakin sulit mendapat pemasukan dari sektor perminyakan yang menjadi andalan mereka.
Sementara Kim Jong-un baru saja bertemu dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Kabarnya pertemuan tersebut karena Kim lakukan mulai frustasi dengan kebuntuan negosasi denuklirisasi dengan pemerintahan Trump.