Selasa 30 Apr 2019 11:09 WIB

Wakil Jaksa Agung AS Mengundurkan Diri

Rosentein bertugas mengawasi penyelidikan dugaan Trump bersekongkol dengan Rusia.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Ani Nursalikah
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump
Foto: VOA
Presiden Amerika Serikat, Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Wakil Jaksa Agung Amerika Serikat (AS) Rod Rosentein mengundurkan diri. Rosentein bertugas mengawasi penyelidikan mengenai dugaan Presiden Donald Trump bersekongkol dengan Rusia dalam pemilihan presiden (pilpres) 2016.

Rosentein akan resmi mengundurkan diri pada 11 Mei mendatang. Dalam surat pengunduran dirinya, dia memuji kesopanan dan humor presiden. Selain itu, dia juga menyanjung prestasi Departemen Kehakiman.

Baca Juga

"Saya berterima kasih kepada Anda atas kesempatan untuk melayani; untuk kesopanan dan humor yang sering Anda tunjukkan dalam percakapan pribadi kami; dan untuk tujuan yang Anda tetapkan dalam pidato pelantikan Anda: patriotisme, persatuan, keselamatan, pendidikan, dan kemakmuran," ujar Rosentein dalam surat pengunduran dirinya, dilansir BBC, Selasa (30/4).

Dia mengatakan Departemen Kehakiman mengejar tujuan-tujuan itu sambil beroperasi sesuai dengan aturan hukum. Aturan hukum adalah dasar dari Amerika.

Hukum mengamankan kebebasan sehingga memungkinkan warga AS berkembang. Rosentein dalam surat pengunduran dirinya menambahkan hukum memungkinkan bangsa AS melayani sebagai model kebebasan dan keadilan untuk semua.

Rosentein melanjutkan dengan mengatakan kebenaran tidak ditentukan oleh jajak pendapat. Dalam kesimpulannya, dia menggemakan salah satu slogan kampanye Trump, yakni "Kami mempertahankan keyakinan, kami mengikuti aturan, dan kami selalu mengutamakan Amerika."

Gedung Putih mengatakan Trump telah mencalonkan Wakil Menteri Transportasi Jeffrey Rosen untuk menggantikan Rosenstein. Sebelumnya, Rosentein diperkirakan akan mengundurkan diri pada Maret menyusul penunjukkan William Barr sebagai jaksa agung.

Namun, Rosentein tetap menjabat sebagai wakil jaksa, bahkan didaulat untuk mengawasi penyelidikan dokumen dari penasihat khusus Robert Mueller tentang kampanye Trump pada pilpres 2016.  Presiden Trump pernah mentweet sebuah gambar yang menunjukkan Rosenstein dipenjara karena pengkhianatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement