REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Kaisar Akihito (85 tahun) akan mengakhiri masa tiga dasawarsa-nya pada Selasa (30/4) waktu setempat. Takhta Kaisar akan digantikan putranya, Putra Mahkota Naruhito. Ia adalah kaisar pertama yang turun takhta dalam 200 tahun atau sejak Jepang terakhir kali menggelar upacara penurunan takhta pada 1817.
Kotaishi Naruhito Shinno, atau yang lebih dikenal sebagai Putra Mahkota Naruhito, lahir pada 23 Februari 1960 sebagai putra tertua Akihito. Naruhito tumbuh bersama saudara dan orang tuanya di Istana Kekaisaran Tokyo.
Setelah mendapatkan gelar sejarah di Universitas Gakushin, dengan tesis tentang transportasi air abad pertengahan, Naruhito melanjutkan pendidikannya ke Merton College, Oxford. Naruhito menjadi bangsawan Jepang pertama yang belajar di luar negeri.
Naruhito menempuh pendidikan di Merton College selama dua tahun. Selama melanjutkan pendidikannya di luar negeri, dia menulis buku dengan judul The Thames and I: A Memoir of Two Years di Oxford, yang baru saja diterbitkan kembali dalam bahasa Inggris.
Naruhito sangat peduli dengan pengelolaan air dan lingkungan hidup. Sejak 2007, dia menjabat sebagai presiden kehormatan Dewan Penasihat Sekretaris Jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Air dan Sanitasi. Selain itu, dia juga kerap menjadi pembicara internasional yang membahas mengenai topik air, sanitasi, dan lingkungan.
"Dia telah secara aktif terlibat dalam masalah lingkungan internasional dalam beberapa tahun terakhir," ujar associate professor di Nagoya University dan penulis beberapa buku tentang kaisar Jepang, Hideya Kawanishi kepada Time, Selasa (30/4).
Naruhito memiliki sejumlah hobi yang mendaki gunung, jogging, tenis, bermain ski, dan sepak bola. Naruhito pertama kali bertemu istrinya, Masako Owada pada 1986 yang mengenyam pendidikan di Harvard dan Oxford. Awalnya Masako enggan menjadi bagian dari keluarga kekaisaran. Namun, Naruhito tetap mengejar Masako selama beberapa tahun, dan pada akhirnya mereka menikah pada 1993. Pasangan tersebut dikaruniai seorang anak perempuan bernama Putri Aiko yang lahir pada 2001.
Menurut Reuters, Masako berjuang keras untuk menyesuaikan diri dengan kehidupan kerajaan. Dia juga disebut pernah mengalami stres. Masako telah bekerja keras untuk beradaptasi dengan lingkungan rumah tangga kekaisaran selama 10 tahun terakhir.
"Dia sangat protektif terhadap istrinya yang telah bertahan di media karena masalah kesehatannya," ujar Direktur Studi Asia di Temple University Jepang, Jeffrey Kingston.
Pada 1 Mei, Naruhito akan menjadi kaisar Jepang. Dia tidak lagi terperangkap dalam bayang-bayang Perang Dunia II yang menyelimuti kekaisaran ayahnya, Akihito.
Naruhito mungkin dapat menikmati kebebasan yang lebih banyak dalam membentuk kekaisarannya. Dia akan menjadi kaisar Jepang pertama yang pernah belajar di luar negeri. Dia dianggap generasi baru kekaisaran Jepang, yang pandangannya ditempa oleh ibunya Permaisuri Michiko dan Akihito yang menentang tradisi dengan membuka istana untuk rakyat.
Di bawah Kaisar Akihito, monarki modern Jepang menjadi lebih mudah diakses dan terbuka. Dia dan Permaisuri Michiko mempertahankan jadwal yakni sekitar 250 pertemuan publik dan 75 perjalanan di seluruh negeri dan luar negeri setiap tahun, karena mereka melayani sebagai utusan rekonsiliasi pasca-perang.
Profesor sejarah dan Direktur Pusat Studi Jepang di Portland State University, Ken Ruoff mengatakan, kekaisaran tetap menjadi bagian penting dari kehidupan orang-orang di Jepang. Kaisar adalah identitas nasional bagi orang-orang Jepang.
"Kaisar memiliki makna untuk menentukan identitas nasional bagi orang Jepang, konstitusi mendefinisikan peran kaisar sebagai simbol negara dan persatuan rakyat," ujar Ruoff kepada Time.