Selasa 30 Apr 2019 18:08 WIB

Ritual Antar Kaisar Jepang Akihito Mundur

Kaisar Akihito akan digantikan Naruhito.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Kaisar Jepang Akihito setelah menyelesaikan ritual turun takhta setelah tiga dekade berkuasa di Istana Kekaisaran di Tokyo, Selasa (30/4).
Foto: Japan Pool via AP
Kaisar Jepang Akihito setelah menyelesaikan ritual turun takhta setelah tiga dekade berkuasa di Istana Kekaisaran di Tokyo, Selasa (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO — Kaisar Jepang Akihito mengakhiri tiga dekade kekuasaannya dengan mengumumkan pengunduran dirinya secara resmi pada Selasa (30/4). Ia menurunkan takhta kepada sang putra, Pangeran Naruhito. 

Prosesi pelepasan takhta pada pukul 5 sore waktu setempat. Kaisar Akihito terlihat melakukan upacara yang menandai berakhirnya pemerintahan dirinya dengan berdoa sesuai keyakinan banyak masyarakat Jepang, yaitu kepada Dewi Matahari Shinto. 

Baca Juga

Prosedur turun takhta akan dilakukan dengan ritual yang dilakukan di Istana Kekaisaran pada sore, namun secara teknis Akihito masih menjadi kaisar hingga tengah malam, detik sebelum pergantian hari. Era Heisei atau mencapai perdamaian yang selama ini melekat dengannya akan digantikan dengan Era Reiwa atau harmoni yang indah dari Naruhito. 

Dalam ritual pertamanya pada Rabu (1/5) pagi, Naruhito akan menerima regalia kekaisaran, termasuk pedang dan permata sebagai simbol naik takhta. Dalam upacara ini, selain pejabat pemerintah, hanya bangsawan laki-laki berusia dewasa yang diperbolehkan untuk hadir karena alasan tradisi masyarakat Jepang.

Akihito menjadi sosok pertama yang mengambil Takhta Kristan di bawah konstitusi pasca Perang Dunia II dengan mendefinisikan kaisar sebagai simbol pemimpin rakyat tanpa kekuatan politik. Pria berusia 85 tahun itu disebut telah membawa monarki lebih dekat kepada banyak orang di Jepang. 

Pangeran Naruhito akan resmi menggantikan Kaisar Akihito pada Rabu (1/5) besok. Meski demikian, prosesi pelantikan dirinya secara resmi akan berlangsung pada Oktober. 

Banyak pertanyaan yang mengatakan mengapa Akihito mengundurkan diri sebagai Kaisar Jepang. Sebelumnya, pada Agustus 2016, ia disebut mengkhawatirkan usianya, seiring dengan kondisi kesehatannya yang menurun. 

Kaisar Akihito mengaku khawatir untuk menjalani tugas di usia tua.  Ia kemudian menyampaikan keinginannya bahwa ia ingin turun takhta saat masih berada dalam kondisi kesehatan yang baik. 

Meski demikian, dalam Undang-undang Kekaisaran Jepang sebelumnya, tak ada aturan secara jelas mengenai pengunduran diri oleh kaisar yang berkuasa. Hanya disebut secara luas, bahwa suksesi diperbolehkan jika kaisar tutup usia. Tetapi, pemerintah negara itu kemudian memberlakukan hukum yang berlaku untuk satu waktu, yang mengizinkan pengunduran diri Akihito. 

Dengan pengunduran diri resminya, maka Naruhito sang putra tertua akan mulai meneruskan jabatan kaisar. Selama ini, ia dikenal dengan bakatnya sebagai musisi yang pernah menempuh pendidikan di Oxford selama dua tahun. Sebelumnya, ia juga pernah menulis sebuah makalah mengenai sistem transportasi Sungai Thames abad ke-18, setelah mempelajari ilmu sejarah di Universitas Gakushuin, sebuah sekolah yang dulunya adalah aristokrat.

Ia menikah dengan Putri Masako dan dikaruniai seorang putri yang diberi nama Aiko. Dalam hukum kekasairan Jepang, garis keturunan suksesi tahta hanya jatuh kepada laki-laki. Karena itu, setelah Naruhito, maka jabatan kaisar akan jatuh ke adik laki-lakinya, Fumihito atau yang lebih dikenal dengan gelar masa kecilnya, Akishino. Setelah itu, garis suksesi akan datang kepada sang putra bernama Hisahito yang saat ini masih berusia 12 tahun.

Sebelumnya, ada sebuah pembicaraan mengenai kemungkinan mengubah hukum tentang garis suksesi, agar perempuan dapat meneruskan takhta. Namun, diskusi berakhir dengan kelahiran Hisahito.

Setelah resmi turun takhta, Akihito akan memiliki gelar baru yaitu Kaisar Emeritus. Meski masih memiliki gelar ‘kaisar’ namun ia akan sepenuhnya pensiun dari tugas-tugas resmi sebagai Kaisar Jepang. Ia tak akan lagi menandatangani dokumen-dokumen pemerintahan, serta menyambut pejabat asing, termasuk acara-acara pemerintahan. 

Akihito bahkan tak akan menghadiri prosesi suksesi sang putra Naruhito. Terdapat kemungkinan bahwa apa yang ia lakukan nantinya tidak dapat tersorot oleh publik. 

Dalam sebuah keterangan, Akihito dikatakan akan lebih memiliki privasi dalam menjalani kegiatannya. Salah satu tujuan dari hal itu adalah untuk tidak menganggu Kaisar Jepang yang baru. 

Akihito bersama dengan sang istri, Permaisuri Michiko nantinya pindah dari kediaman kekaisaran dan bertukar tempat dengan Naruhito. Istana Kekaisaran dikatakan akan direnovasi sebagian untuk sementara waktu, sebelum Naruhito resmi menempatinya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement