REPUBLIKA.CO.ID, BRUSSELS -- Kepala Kebijakan Luar Negeri Uni Eropa (UE) Federica Mogherini mengumumkan bantuan tambahan untuk kemanusiaan sejumlah lebih dari 22 juta euro bagi Palestina, Selasa (30/4).
Bantuan lebih dari Rp 351 miliar itu ditujukan bagi rakyat Palestina yang paling rentan di Jalur Gaza dan Tepi Barat Sungai Yordan. Mogherini mengeluarkan pengumuman itu dalam satu taklimat sebelum sidang luar biasa Donor Internasional buat Palestina, Komisi Penghubung Ad Hoc (AHLC).
Dia mengatakan AHLC adalah alat yang diciptakan akibat dari Kesepakatan Oslo guna memuluskan jalan menuju pembentukan dua negara di Tanah Suci, yaitu Negara Palestina yang berdampingan secara damai dengan Negara Israel. Namun, ia menambahkan, 25 tahun setelah saat itu, kemungkinan terciptanya dua negara kian pupus. Perluasan permukiman Yahudi berlangsung terus, sementara mekanisme internasional yang melindungi rakyat Palestina di wilayah pendudukan dihapus secara paksa.
"Penyelesaian dua-negara telah menjadi satu-satunya cara yang realistis untuk maju," ujar Mogherini.
Ia mendesak Palestina dan Israel melanjutkan dialog guna memelihara dan meluncurkan kembali kerangka kerja Oslo. Dia menyatakan kesepakatan fiskal dan ekonomi antara Israel dan Pemerintah Otonomi Palestina, termasuk Protokol Paris, harus dilaksanakan secara penuh. Penyelesaian harus ditemukan bagi krisis fiskal saat ini guna menghindari keambrukan ekonomi yang akan memiliki dampak mengerikan bagi keamanan di wilayah itu.
"Ekonomi Palestina memerlukan sumber daya untuk tumbuh. Kami, sebagai Uni Eropa, siap dan akan membantu semua pihak kembali ke meja dialog yang dilandasi atas kesepakatan mereka," kata Mogherini.
Dia mengatakan UE menjadi dan akan tetap menjadi donor terbesar dan yang paling dapat diandalkan buat rakyat Palestina. UE menyediakan lebih dari 300 juta euro (lebih dari Rp 4,79 triliun) setiap tahun selama 15 tahun terakhir.