Kamis 02 May 2019 14:08 WIB

Korban Aksi Protes di Venezuela Tewas Ditembak

Dua orang tewas dalam aksi protes di Venezuela.

Rep: Puti Almas/ Red: Nur Aini
Kembang api dilempar demonstran antipemerintah Venezuela mendarat di dekat kendaraan lapis baja Garda Nasional Bolivarian di Caracas, Venezuela, Selasa (30/4).
Foto: AP Photo/Ariana Cubillos
Kembang api dilempar demonstran antipemerintah Venezuela mendarat di dekat kendaraan lapis baja Garda Nasional Bolivarian di Caracas, Venezuela, Selasa (30/4).

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS — Aksi protes besar-besaran yang digelar di Venezuela pada Rabu (1/5) kemarin menewaskan dua orang. Bentrokan dan kerusuhan terjadi saat demonstrasi berlangsung di sejumlah wilayah negara. 

Menurut laporan, salah satu korban tewas dalam perempuan berusia 27 tahun. Ia terkena tembakan di bagian kepala saat kerusuhan berlangsung di Altamira, wilayah di sekitar Ibu Kota Caracas. Kemudian satu korban tewas lainnya diketahui berada di Negara Bagian Aragua. 

Baca Juga

Meski demikian, belum ada informasi resmi mengenai kasus kematian saat demonstrasi yang digelar pada Hari Buruh Internasional tersebut. Banyak warga Venezuela yang turun ke jalan untuk menggelar aksi protes, termasuk para pendukung oposisi serta mereka yang pro terhadap rezim pemerintah yang dipimpin Presiden Nicolas Maduro. 

Menurut petugas medis di Chacao, Caracas, ada 27 orang yang terluka di wilayah tersebut selama demonstrasi berlangsung. Sebelumnya, direktur eksekutif Unicef, Henrietta Fore juga mengatakan bahwa lebih dari belasan anak terluka dalam bentrokan di Venezuela.

Venezuela telah dilanda krisis dan kekacauan, seiring kondisi ekonomi di negara itu yang saat ini dilanda hiperinflasi. Pemerintahan Maduro dianggap telah menciptakan situasi yang semakin buruk dengan kebijakan sosialis yang ia terapkan, serta pendahulunya mantan presiden Hugo Chavez. 

Gelombang protes untuk menuntut kepemimpinannya telah berlangsung dalam beberapa tahun terakhir. Kondisi semakin memburuk pada awal tahun ini, ketika Guaido menyatakan dirinya sebagai presiden sementara Venezuela. 

Pada Selasa (30/4) lalu, ketegangan semakin muncul di Venezuela, dengan adanya rencana kudeta yang dilakukan oleh Guaido. Ia mengumumkan bahwa militer telah mendukung oposisi dan siap untuk memulai dari apa yang ia katakan sebagai tahap akhir menggulingkan pemerintahan. Meski demikian, pihak berwenang mengatakan bahwa upaya kudeta tersebut telah digagalkan. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement