Kamis 02 May 2019 16:48 WIB

Rusia Kritik Intervensi AS dalam Gejolak Politik Venezuela

Intervensi AS dalam gejolak politik Venezuela dinilai melanggar hukum internasional.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Warga mengantre air bersih dan pil pemurni air saat bantuan kemnausiaan pertama Palang Merah tiba di Caracas, Venezuela, Selasa (17/4).
Foto: AP Photo/Ariana Cubillos
Warga mengantre air bersih dan pil pemurni air saat bantuan kemnausiaan pertama Palang Merah tiba di Caracas, Venezuela, Selasa (17/4).

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW – Pemerintah Rusia mengkritik intervensi Amerika Serikat (AS) dalam gejolak pollitik Venezuela. Moskow menilai tindakan AS telah melanggar hukum internasional.

Kritik tersebut disampaikan saat Menteri Luar Negeri Rusia Sergey Lavrov melakukan percakapan via telepon dengan Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo pada Rabu (1/5). Situasi politik, khususnya upaya perebutan kekuasaan oleh oposisi terhadap pemerintahan Presiden Nicolas Maduro, menjadi fokus pembahasan mereka.

Baca Juga

“Rusia menekankan bahwa intervensi Washington dalam urusan dalam negeri negara berdaulat dan ancaman terhadap pemerintahannya adalah pelanggaran paling kasar terhadap hukum internasional,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam keterangan persnya terkait perbincangan Lavrov dan Pompeo, dilaporkan laman kantor berita Rusia, TASS.

Lavrov menegaskan bahwa hanya rakyat Venezuela yang berhak menentukan nasibnya sendiri. Oleh sebab itu, dialog semua kekuatan politik di negara tersebut, yang telah lama diserukan oleh Maduro, sangat dibutuhkan. “Pengaruh luar yang destruktif, lebih-lebih pengaruh politik, tidak memiliki kesamaan dengan proses demokrasi,” ujar Kementerian Luar Negeri Rusia.

Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, percakapan antara Lavrov dan Pompeo diinisiasi oleh AS. Perbincangan dilakukan menyusul kembali bergejolaknya Venezuela setelah pemimpin oposisi Juan Guaido menyerukan pemberontakan terhadap pemerintahan Maduro.

Sepanjang Selasa lalu, massa pendukung oposisi terlibat bentrok dengan pasukan keamanan dan militer Venezuela. Lebih dari 100 orang dilaporkan terluka dalam kejadian tersebut. Guaido pun kembali menyerukan warga Venezuela agar turun ke jalan pada Rabu (1/5) dan melanjutkan aksinya.

Maduro menyatakan bahwa upaya kudeta terhadap dirinya telah gagal. "Mereka gagal dalam rencana mereka, mereka gagal dalam seruan mereka, karena rakyat Venezuela menginginkan perdamaian," ujarnya.

Maduro pun mengutarakan optimismenya bahwa pemerintahannya tak akan bisa dilengserkan. "Kami akan terus muncul sebagai pemenang di bulan-bulan dan tahun-tahun mendatang, saya tidak ragu tentang hal tersebut," kata Maduro. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement