Jumat 03 May 2019 17:32 WIB

Siswa Sekolah di Australia Unjuk Rasa Soal Perubahan Iklim

Sekitar 70 unjuk rasa berlangsung di seluruh Australia.

Red: Nur Aini
Pengunjuk rasa perubahan iklim, ilustrasi
Foto: AP Photo/Matt Dunham
Pengunjuk rasa perubahan iklim, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, MELBOURNE -- Ribuan murid sekolah menengah kembali bolos sekolah utuk melakukan unjuk rasa mengenai perubahan iklim di saat Australia berada di tengah kampanye pemilu.

Sekitar 70 unjuk rasa berlangsung di seluruh Australia, dengan ratusan murid mendatangi kantor Perdana Menteri Scott Morrison di Cronulla, Sydney. Meski kebanyakan yang hadir di situ tampaknya bukan anak-anak sekolah.

Baca Juga

Salah satu yang hadir di sana adalah Stella Brazier yang berusia 14 tahun dan menangis ketika ditanya mengapa datang untuk unjuk rasa.

"Saya begitu sedih karena saya tidak tahu apakah para politisi ini akan berbuat sesuatu," katanya.

"Apa yang akan terjadi dengan manusia di planet ini, apa yang akan terjadi dengan seluruh dunia?"

Kantor mantan perdana menteri Australia Tony Abbott di Warringah, Sydney juga menjadi sasaran unjuk rasa.

Siswa datang membawa slogan bertuliskan 'denial is not a policy (penyangkalan bukanlah sebuah kebijakan) dan 'what we stand for is what we stand on' (apa yang kami perjuangkan adalah tempat kami berpijak sekarang).

Keish Davis (15 tahun) mengatakan keluarganya mendukung keputusannya untuk tidak sekolah hari ini untuk melakukan protes.

"Kami akan berada di sekolah bila para politisi melakukan tugas mereka." katanya.

"Saya tidak merasa bahwa Perdana Menteri Australia sudah melakukan kerja yang baik untuk memastikan masa depan saya, dan masa depan seluruh generasi yang akan datang."

Masa terbanyak di Melbourne

Kebanyakan pembicara dalam unjuk rasa di beberapa ibu kota negara bagian menentang pertambangan batu bar Adani di Queensland tengah, dan mendesak Australia meningkatkan produksi energi terbarukan.

Di Melbourne, salah satu jalan utama di pusat kota Exhibition Street ditutup dan pintu kantor Partai Liberal ditutup ketika sekitar 1.000 murid sekolah mendatangi tempat tersebut.

Emma Demarchi, (17 tahun) mengatakan ini menunjukkan bagaimana cara pemerintah mendekati generasi muda.

"Ini menunjukkan kepada kami bagaimana pemerintah ini begitu takutnya dengan kekuatan anak-anak muda." kata Demarchi.

"Menutup jalan dan menutup pintu kantor di tengah proses damai oleh para siswa bukanlah sesuatu yang bisa dibanggakan oleh Partai Liberal."

Di Perth, sekitar 300 murid sekolah melakukan unjuk rasa di pusat kota, sementara di Adelaide sekitar 100 anak-anak sekolah melakukan hal yang sama.

Lihat beritanya dalam bahasa Inggris di sini

sumber : http://www.abc.net.au/indonesian/2019-05-03/ribuan-murid-sekolah-di-australia-kembali-unjuk-rasa-perubahan/11078626
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement