Ahad 05 May 2019 09:48 WIB

Israel dan Pejuang Palestina di Gaza Kembali Saling Serang

Serangan udara Israel menghantam kantor berita Turki Anadolu Agency di Gaza.

serangan roket yang sebelumnya disebut-sebut dikirim Hamas untuk wilayah Israel. (ilustrasi)
Foto: reuters
serangan roket yang sebelumnya disebut-sebut dikirim Hamas untuk wilayah Israel. (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Pejuang Palestina di Jalur Gaza menembakkan lebih dari 200 roket ke Israel, Sabtu (4/5) waktu setempat. Tembakan roket itu memicu serangan udara dan tembakan tank ke wilayah Palestina.

Melansir BBC mengutip pejabat di Gaza, sebanyak tiga warga Israel terluka akibat serangan roket, sementara tembakan Israel menewaskan empat warga Palestina termasuk seorang ibu dan bayinya. Namun, Israel mengakui ibu dan bayinya terbunuh oleh roket Palestina yang jatuh jauh dari sasaran.

 

Gejolak serangan ini menyusul gencatan senjata menjelang pemilihan Israel pada April lalu. Empat warga Palestina, termasuk dua militan Hamas, tewas pada Jumat (3/5) setelah serangan pejuang Palestina melukai dua tentara Israel.

Serangan-serangan baru ini menandai peningkatan permusuhan kembali antara dua pihak, meskipun ada upaya oleh Mesir, dan PBB untuk menengahi gencatan senjata jangka panjang. Salah satu serangan udara telah menghantam kantor berita Turki Anadolu Agency di Gaza, yang memicu kecaman dari Istanbul.

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengutuk serangan terhadap warga sipil. Ia menyebut serangan itu sebagai kejahatan terhadap kemanusiaan. Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan juga mengeluarkan kecaman atas serangan kantor berita Turki, Anadolu.

Pasukan Pertahanan Israel (IDF) mencatat, serangan Sabtu (4/5) dimulai pukul 10:00, hingga masih berlanjut sekitar 12 jam kemudian. Beberapa rumah di Israel yang berbatasan dengan Jalur Gaza terkena hantaman.  

Sementara korban luka adalah dua pria di Ashkelon, 10 kilometer utara Gaza, dan seorang wanita tua di Kiryat Gat, lebih jauh ke timur. "Sistem pertahanan rudal Iron Dome negara itu menembak jatuh puluhan roket," kata IDF.

IDF merespons mengatakan, pihaknya berbalas melancarkan serangan udara dan artileri terhadap 120 situs Gaza milik Hamas, kelompok pejuang Palestina yang menguasai Jalur Gaza, dan terhadap kelompok-kelompok termasuk Jihad Islam. Para pejabat Palestina mengatakan, seorang pria berusia 22 tahun tewas. Kantor berita Reuters mengutip satu kelompok kecil pro-Hamas mengakui dia adalah salah satu pejuang mereka.

Pejabat Palestina mengatakan, kemarian lainnya termasuk kematian seorang wanita berusia 37 tahun, dan putrinya yang berusia 14 bulan yang tewas dalam serangan udara di timur Jalur Gaza. Sementara, beberapa warga Gaza terluka.

Namun, Israel mempertanyakan apakah serangan udara telah membunuh ibu dan bayinya. "Menurut indikasi, bayi dan ibunya meninggal sebagai akibat dari kegiatan teroris penyabot Palestina dan bukan sebagai akibat dari serangan Israel," tulis Avichay Adraee, tanpa memberi rincian lebih lanjut.

Konsul Jenderal Israel di New York, Dani Dayan, mengatakan, ibu dan bayunya itu dibunuh oleh roket Palestina yang gagal mendarat ke Israel. Kekerasan dimulai selama protes mingguan Jumat di Gaza terhadap blokade ketat daerah itu. Israel mengatakan, hal ini diperlukan untuk menghentikan senjata mencapai Gaza.

Seorang pria bersenjata Palestina menembak dan melukai dua tentara Israel di pagar perbatasan. IDF menyalahkan Jihad Islam atas penembakan itu.

Kendari demikian, Jihad Islam mengatakan, telah meluncurkan serangan roket pada Sabtu dalam menanggapi kekerasan hari Jumat. Pernyataannya juga menuduh Israel gagal menerapkan kesepakatan gencatan senjata bulan lalu, yang ditengahi oleh Mesir.

Serangan roket Sabtu bertepatan dengan Palestina yang menguburkan kedua militan. "Perlawanan akan terus menanggapi kejahatan oleh pendudukan dan itu tidak akan membiarkannya menumpahkan darah rakyat kita," kata juru bicara Hamas Abdel-Latif al-Qanoua dalam sebuah pernyataan, Sabtu.  

Namun, ia tidak membuat klaim eksplisit untuk Hamas menembakkan roket. Sekitar dua juta warga Palestina tinggal di Gaza, yang telah menderita secara ekonomi dari blokade Israel serta pemotongan bantuan asing baru-baru ini.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement