REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Uni Eropa mengkritik langkah Amerika Serikat (AS) dalam memperketat sanksi minyak Iran. Blok tersebut juga menyayangkan langkah AS mengakhiri keringanan importir minyak Iran.
"Kami memperhatikan dengan penyesalan dan keprihatinan atas keputusan Amerika Serikat untuk tidak memperpanjang keringanan dalam hal perdagangan minyak dengan Iran," kata kantor Kementerian Luar Negeri Inggris dalam pernyataan gabungan mereka dengan Kementerian Luar Negeri negara-negara Eropa lainnya, Ahad (5/5).
Uni Eropa khawatir langkah tersebut merusak perjanjian nuklir Iran tahun 2015 yang ditanda tangani negara-negara maju. Presiden AS Donald Trump menarik negaranya dari perjanjian itu pada tahun 2017 lalu dan memberlakukan kembali sanksi ekonomi kepada Iran dengan alasan untuk menekan program nuklir negara Timur Tengah itu.
"Kami juga memperhatikan keputusan Amerika Serikat untuk tidak sepenuhnya memperpanjang keringanan untuk proyek non-proliferasi nuklir," tambah Kantor Kementerian Luar Negeri Inggris.
Washington menekan Iran untuk menghentikan pembangunan pabrik nuklir dan pengkayaan uranium. Mereka juga terus berupaya agar Iran bersedia menyetop program rudal balistik dan tidak memperluas pengaruh mereka di kawasan.