Ahad 05 May 2019 22:51 WIB

Korban Kelima Pembunuh Berantai Siprus Ditemukan

Korban pembunuhan berantas ditemukan di sebuah danau.

Rep: Lintar Satria/ Red: Teguh Firmansyah
Ilustrasi Pembunuhan
Foto: Foto : MgRol112
Ilustrasi Pembunuhan

REPUBLIKA.CO.ID, NICOSIA -- Kepolisian Siprus menemukan jasad kelima yang diyakini korban pembunuh berantai yang telah beraksi selama tiga tahun tanpa terdekteksi. Jasad yang terbaru ini ditemukan di sebuah danau.

Penyelam menarik jasad tersebut dari danau yang terletak di barat ibukota Nicosia. Lokasi yang sama tempat ditemukan jasad seorang perempuan di dalam koper yang tenggelam pada pekan lalu.

Baca Juga

"Jasad yang ditemukan dalam keadaan membusuk, tidak dapat diidentifikasi dan sekarang sudah dibawa ke ruang jenazah untuk penyelidikan lebih lanjut," kata Kepolisian Siprus, Ahad (5/5).

Jasad yang terakhir ini juga ditemukan di dalam koper. Pada akhir bulan April lalu seorang kapten tentara berusia 35 tahun ditahan karena dicurigai membunuh lima orang perempuan dewasa dan dua putri korban-korbannya. Pembunuh berantai itu mengincar perempuan asing.

Empat orang korbannya berasal dari Filipina termasuk seorang ibu dan putrinya yang berusia enam tahun. Ia juga membunuh seorang perempuan Romania dan putrinya yang berusia delapan tahun. Salah satu korbannya juga ada yang berasal dari Nepal.

Polisi mengatakan mereka memiliki bukti tertulis pengakuan tersangka, yang bertemu para korbannya di internet. Kebanyakan dari mereka pembantu rumah tangga di Siprus dan menghilang antara September 2016 dan Juli sampai Agustus 2018.  

Pada hari Jumat (3/5) lalu Presiden Siprus memecat kepala polisi nasional dengan alasan gagal menyelidiki hilangnya para perempuan. Sebelumnya menteri kehakiman negara kepuluan itu juga mengundurkan diri.

Pihak berwenang menggunakan sinar sonar untuk memindai danau buatan yang terbentuk dari bekas penambangan. Mereka mencari jasad-jasad lainnya. beberapa jam sebelumnya tersangka dibawah ke hadapan hakim untuk memperpanjang masa penahanannya untuk kepentingan penyelidikan. n Lintar Satria/Reuters  

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement