Selasa 07 May 2019 02:45 WIB

Serangan Israel dan Kemuraman Awal Ramadhan di Gaza

Serangan Israel menyebabkan bayi berusia empat tahun meninggal.

Rep: Dea Alvi Soraya/ Red: Teguh Firmansyah
Asap tebal terlihat di Gaza, Palestina, Ahad (5/5), setelah dihantan roket Israel.
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Asap tebal terlihat di Gaza, Palestina, Ahad (5/5), setelah dihantan roket Israel.

REPUBLIKA.CO.ID, GAZA -- Setelah dua hari dibombardir tanpa henti oleh Israel, Senin, 6 Mei kemarin, Muslim Gaza kini memulai puasa mereka di tengah ancaman tembakan roket yang bisa menyerang mereka kapanpun.

Hari pertama Ramadhan di Gaza jauh berbeda dengan Indonesia atau negara mayoritas Muslim lain yang diawali dengan suka ria. Di Gaza, yan terlihat hanya ada kesuraman, rumah-rumah runtuh, dan jasad yang terbunuh tentara Israel.

Baca Juga

Di sebuah rumah sakit terbesar di Gaza, Shifa,  setidaknya ada 21 warga Palestina yang meninggal, sebelum sempat bertemu Ramadhan Karim. Keluarga yang selamat berbondong-bondong datang untuk memakamkan saudara mereka dan mengantarnya dengan doa.

Sementara itu, para petugas sedang berusaha menyambungkan kembali tali-tali kehidupan di Palestina. Saluran telepon yang hancur akibat bom, serta menara-menara yang runtuh dan menyisahkan puing yang berserakan di tanah.

Di sisi lain, Militer Israel mengklaim bahwa tank dan pesawat tempur mereka telah berhasil melumpuhkan setidaknya 350 pejuang Hamas dan target Jihad Islam di Gaza, termasuk terowongan lintas perbatasan, kamp pelatihan militan serta tempat-tempat yang digunakan untuk menyimpan senjata.

Seorang juru bicara militer Israel juga mengatakan bahwa kelompok-kelompok militan Palestina Hamas dan Jihad Islam telah menembakkan sekitar 690 roket ke Israel, dan menewaskan empat warga sipil Israel.

Di lingkungan Sheikh Zayed di Gaza utara, setidaknya enam orang meninggal akibat serangan udara yang ditembakkan Israel. Empat apartemen hancur berkeping-keping, dan setidaknya 600 unit rumah rusak parah.

"Saya belum pernah melihat gambar yang mengerikan dalam hidup saya daripada yang saya lihat kemarin. Saya melihat tubuh yang tak utuh, tubuh yang terbakar," kata Ziyad Hammash (60 tahun) yang tinggal di gedung di seberang jalan.

Sumayya Usruf mengatakan, suaminya, sepupu dan bayinya yang baru berusia empat tahun meninggal dunia akibat tertimpa runtuhan apartemen.

"Ini Ramadhan yang sangat sulit. Kami tidak akan dapat menikmatinya dengan meriah," kata dia.

Saat Usruf berbicara, belasan lelaki mondar-mandir membawa tubuh ke dalam ambulans yang berisi peti mati berisi daging dan bagian tubuh.

Israel menuduh Hamas yang berkuasa di Gaza berusaha menekannya agar melonggarkan pembatasan pergerakan orang dan barang keluar dari Gaza. Di Tepi Barat, Perdana Menteri Mohammad Shtayyeh berjanji akan mengirim bantuan kemanusiaan dan makanan ke Gaza.

"Putaran ini sudah berakhir tetapi saya khawatir yang lain akan segera dimulai. Kami bercita-cita untuk suatu hari ketika tidak ada yang akan terjadi," kata Adel Mohammad-Ali yang berusia 55 tahun pada satu pemakaman kerabatnya.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement