Selasa 07 May 2019 11:59 WIB

Warga Venezuela Mengais Sampah Cari Makanan

Uang di Venezuela menjadi tidak berharga karena inflasi yang tinggi.

Rep: Fergi Nadira/ Red: Ani Nursalikah
Migran Venezuela di Bogota, Kolombia, Jenifer Salas (27 tahun) menggendong bayinya, 4 April 2019.
Foto: AP Photo/Fernando Vergara
Migran Venezuela di Bogota, Kolombia, Jenifer Salas (27 tahun) menggendong bayinya, 4 April 2019.

REPUBLIKA.CO.ID, CARACAS -- Rakyat Venezuela menderita. Di tengah gejolak politik dan ekonominya, sejumlah warganya rela mengambil makanan dari kantong sampah yang dibuang. Selain itu, seorang ibu berduka atas kematian bayinya yang meninggal karena kekurangan gizi. 

Ada lagi, seorang anak lelaki menggunakan uang kertas untuk membuat tas kecil buatan tangan. Hal itu terjadi karena inflasi yang membuat uang jadi tidak berharga.

Baca Juga

Di Caracas, Adrian Diaz dari CBS News mendokumentasikan kegiatan beberapa orang Venezuela yang mencari makanan di kantong garasi yang setengah dimakan untuk makanan mereka berikutnya. Hal itu adalah satu-satunya pilihan mereka mengingat biaya makanan yang terlalu tinggi di sana.

Dengan inflasi lebih dari satu juta persen, uang pada dasarnya tidak berharga.  Seorang anak lelaki menunjukkan kepada CBS News bagaimana ia melipat dan menjalin uang kertas untuk membuat tas. Ia menjelaskan uang itu lebih berharga sebagai bahan untuk membuat tas daripada sebagai mata uang yang dibawa dan dibelanjakan.

Kejadian pilu lain adalah keluarga yang dilanda kemiskinan dan kematian. Angka kematian anak di Venezuela meningkat dua kali lipat sejak 2008. Dalam kasus ini, banyak anak-anak diberi makan oleh kelompok-kelompok kemanusiaan, meski tidak semua anak bisa beruntung.

Diaz berbicara dengan Nairobi Sortaga, yang bayinya meninggal dua bulan lalu karena kekurangan gizi dan meningitis. Bayinya memiliki berat hanya 13 pound pada usia satu tahun. Di dalam rumahnya yang reyot, sebuah lemari berisi sekantong kecil lentil untuk memberi makan Sortaga dan kedua putrinya.

"Itu bukan salahku," katanya, menghapus air mata.

Hal tersebut di atas adalah beberapa pengakuan yang disaksikan oleh wartawan CBS News Adriana Diaz saat ia berjalan di jalan-jalan ibu kota Caracas, Venezuela. Pemandangan derita itu menderu di tengah pemimpin oposisi Juan Guaido yang terus menentang klaim Presiden Nicolas Maduro sebagai pemimpin Venezuela yang sah.

Alhasil warganya adalah orang-orang yang menderita akibat kekerasan politik dan ekonomi yang lumpuh di negara yang tadinya kaya minyak. Ahad (5/5) lalu, ribuan warga Venezuela berjaga-jaga di jalan usai lima orang tewas dalam protes yang dipicu setelah Guaido menyerukan pemberontakan militer Selasa lalu.

Kendati demikian, pembelotan tingkat tinggi militer Guaido tidak pernah terwujud. Diaz menggambarkan protes pada akhir pekan tidak berjalan baik.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement