REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD -- Menteri Luar Negeri Amerika Serikat (AS) Mike Pompeo berkunjung ke Irak. Ia bertemu dengan perdana menteri dan beberapa pejabat tinggi Irak untuk membahas keamanan warga AS di Irak dan menjelaskan kekhawatiran negaranya tentang menguatnya pengaruh Iran di kawasan.
Kunjungan tersebut dilakukan dua hari setelah Penasihat Keamanan Gedung Putih John Bolton mengatakan AS akan mengerahkan kapal induk USS Abraham Lincoln dan satu tugas khusus bomber ke Timur Tengah. Langkah itu dilakukan dengan alasan karena adanya ancaman yang luar biasa dari Iran.
Kekhawatiran ancaman dari pasukan Iran datang setelah Washington memberlakukan sanksi kepada Teheran dalam beberapa bulan terakhir karena program nuklir mereka. AS juga memasukkan Garda Revolusi Iran ke dalam daftar kelompok teroris.
"Kami berbicara kepada mereka tentang pentingnya Irak memastikan mampu melindungi warga Amerika di negara mereka," kata Pompeo usai bertemu dengan Perdana Menteri Irak Adel Abdul Mahdi, Rabu (8/5).
Sumber pemerintah Irak sudah mengkonfirmasi pertemuan Abdul Mahdi tersebut. Tapi tidak menjabarkan isi pertemuan itu. Pompeo mengatakan tujuan pertemuan tersebut untuk memberitahukan pejabat Irak tentang derasnya ancaman sehingga mereka dapat melindungi pasukan AS secara efektif.
"Kami tidak ingin mengintervensi siapa pun di negeri mereka, tentu saja tidak dengan menyerang negara lain di Irak," kata Pompeo.