Kamis 09 May 2019 14:57 WIB

PBB: Palestina Kekurangan Dana Kesehatan

Sebanyak 1.700 warga Palestina berisiko diamputasi karena kurangnya dana kesehatan.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Seorang remaja Palestina di rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza City, Palestina, Senin (6/5).
Foto: AP Photo/Khalil Hamra
Seorang remaja Palestina di rumahnya yang hancur akibat serangan udara Israel di Gaza City, Palestina, Senin (6/5).

REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Koordinator Kemanusiaan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk Palestina, Jamie McGoldrick mengatakan, kurangnya dana kesehatan di Gaza dapat menyebabkan 1.700 orang yang terluka karena perang harus diamputasi dalam dua tahun ke depan. Dia menambahkan, 29 ribu warga Palestina telah terluka dalam aksi protes tahun lalu, dan 7.000 dari mereka terkena luka tembak di kaki bagian bawah. 

"Anda (Palestina) memiliki 1.700 orang yang membutuhkan operasi serius agar mereka bisa berjalan lagi," ujar McGoldrick, Kamis (9/5).

Baca Juga

"Mereka adalah orang-orang yang telah ditembak selama demonstrasi dan yang membutuhkan rehabilitasi sangat serius. Mereka membutuhkan operasi rekonstruksi tulang kompleks selama dua tahun sebelum mereka mulai merehabilitasi diri mereka sendiri, tanpa itu semua orang ini berisiko untuk diamputasi," kata McGoldrick menambahkan. 

McGoldrick mengatakan, sistem kesehatan di Palestina sangat tidak memadai dan banyak peralatan kesehatan yang sudah usang. Selain itu, sebagian besar profesional medis memilih untuk meninggalkan negara tersebut karena mendapatkan peluang di tempat lain. 

Menurut McGoldrick, rumah sakit pendidikan sekarang hanya mengajarkan pengobatan trauma. Para dokter di lapangan tidak memiliki kemampuan teknis untuk melakukan perawatan yang diperlukan bagi orang-orang yang berisiko diamputasi. Dalam satu tahun terakhir terdapat 120 orang sudah diamputasi, 20 di antaranya merupakan anak-anak.

Kurangnya dana untuk World Food Program dan UNRWA dapat menganggu pasokan makanan di Palestina. McGoldrick mengatakan, jika dana tersebut berhenti maka tidak ada alternatif lain untuk memenuhi kebutuhan pangan bagi warga Palestina.

"Jika itu berhenti, tidak ada alternatif bagi orang untuk membawa makanan dari sumber lain, karena mereka tidak memiliki daya beli," kata McGoldrick.

Juru bicara World Food Program, Herve Verhoosel mengatakan, pihaknya telah memotong bantuan untuk 193 ribu orang di Tepi Barat dan Gaza karena kurangnya dana. Sekitar 27 ribu orang tidak mendapatkan apapun, sedangnya sisanya hanya mendapatkan 8 dolar AS per bulan dari sebelumnya 10 dolar AS per bulan. 

Sekitar 2 juta warga Palestina tinggal di Gaza. Perekonomian di Gaza berada dalam kondisi yang memprihatinkan setelah blokade Israel dan Mesir, serta pemotongan bantuan asing. Pengeluaran rata-rata keluarga di Gaza sebesar 4.000 dolar AS, sementara gaji mereka rata-rata hanya 400 dolar AS per bulan. Di sisi lain, 54 persen dari populasi Gaza merupakan pengangguran. 

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement