Kamis 09 May 2019 16:25 WIB

Yaman Tuding UEA Tempatkan Pasukan Separatis

Yaman menuding UEA menempatkan pasukan separatis di pulau Socotra.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Socotra, pulau di Yaman yang dijadikan pangkalan militer AS
Socotra, pulau di Yaman yang dijadikan pangkalan militer AS

REPUBLIKA.CO.ID, DUBAI -- Pemerintah Yaman menuding Uni Emirate Arab (UEA) telah mendaratkan sekitar 100 pasukan separatis di sebuah pulau terpencil, di Laut Arab pada pekan ini. Para pejabat Yaman mengatakan, sekitar 100 militan separatis telah turun dengan pakaian sipil pada Senin lalu, dari kapal angkatan laut UEA di Socotra, pulau utama di kepulauan Yaman di Laut Arab.

Pulau tersebut merupakan bagian dari Yaman, tetapi lokasinya lebih dekat ke pantai Afrika daripada daratan Yaman. Pulau itu adalah situs warisan alam dunia yang dilindungi oleh UNESCO, karena memiliki flora dan fauna yang unik.

Baca Juga

Dua sumber pemerintah Yaman mengatakan, pada Rabu lalu UEA telah menurunkan 300 tentara menuju Socotra di Aden pekan lalu. Selain itu, UEA mengirim lebih dari 100 tentara ke pulau itu pada Senin. Menteri Dalam Negeri Yaman Ahmed al-Mayssari mengatakan, ada laporan bahwa pasukan separatis selatan menuju Socotra. Pekan lalu, dia mengkritik UEA dan mengatakan bahwa mereka harus berkonsentrasi untuk memerangi Houthi.

"Saya pikir kemitraan kami dengan koalisi adalah perang melawan Houthi dan tidak berbagi administrasi wilayah yang dibebaskan," kata al-Mayssari dalam komentar yang disiarkan oleh saluran televisi Yaman, Kamis (9/5).

Menteri Luar Negeri UEA, Anwar Gargash, membantah laporan itu. Dalam Twitternya, dia menyatakan bahwa laporan tersebut adalah berita palsu. 

"Ini adalah salah satu berita palsu yang saya lihat hari ini," kata Gargash.

UEA juga sebelumnya membantah tuduhan Yaman bahwa mereka berusaha menguasai pulau itu. Para separatis mengatakan mereka memiliki lebih dari 50 ribu militan yang dipersenjatai dan dilatih oleh UEA bertujuan untuk memulihkan negara merdeka Yaman Selatan, yang bersatu dengan Yaman utara pada 1990.

Itu bukan pertama kalinya pemerintahan Presiden Abd-Rabbu Mansour Hadi mengeluhkan tentang langkah pasukan UEA di Socotra. Pada tahun lalu, pemerintah Yaman menuding UEA merebut Pulau Socotra karena telah menurunkan tank dan pasukan di pulau tersebut. Hal itu membuat Arab Saudi, sebagai pemimpin koalisi Arab pro-Hadi, harus mengirim pasukan ke Socotra untuk meredakan ketegangan antara pasukan UEA dan Yaman. 

Bentrokan antara pasukan Yaman dan separatis selatan relatif jarang terjadi. Namun, pasukan Yaman menyatakan pada Rabu lalu, mereka saling bentrok di provinsi al-Dhalea barat daya untuk menguasai gedung-gedung pemerintah. Pernyataan itu mengatakan, pasukan Yaman meninggalkan al-Dhalea setelah bentrokan tetapi disergap dalam perjalanan ke Aden oleh pasukan selatan sehingga banyak korban yang terluka dan terbunuh.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement