Sabtu 11 May 2019 02:14 WIB

Kim Jong Un Perintahkan Perkuat Kekuatan Daya Serang Militer

Kim Jong Un memerintahkan militernya memperkuat daya serang

Rep: Arif Satrio Nugroho/ Red: Christiyaningsih
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).
Foto: AP
Presiden AS Donald Trump dan pemimpin Korut Kim Jong-un bertemu di Vietnam, Rabu (27/2).

REPUBLIKA.CO.ID,  PYONGYANG -- Pemimpin Korea Utara (Korut) Kim Jong Un memerintahkan militernya memperkuat daya serang seiring dilakukannya uji coba penembakkan misil. Sikap Kim Jong Un ini seiring dengan perkembangan sistem misil/rudal baru Korut.

Seruan Kim Jong Un yang seolah siap perang ini berkaitan dengan perebutan kapal besar Korea Utara oleh AS yang dituduh melakukan pengiriman batu bara ilegal yang melanggar sanksi AS. Ketegangan yang meningkat terjadi di tengah kebuntuan dalam dialog setelah pertemuan puncak kedua antara Kim dan Presiden AS Donald Trump runtuh. Ini karena tuntutan AS untuk perlucutan senjata nuklir Pyongyang dan tuntutan Kim untuk bantuan dari sanksi.

Baca Juga

"(Kim) menekankan perlunya meningkatkan kemampuan unit pertahanan di daerah terdepan dan di front barat untuk melakukan tugas tempur dan menjaga postur tempur penuh untuk mengatasi keadaan darurat," kata kantor berita KCNA seperti dikutip Reuters.

"Dia mencatat perdamaian dan keamanan sejati negara dijamin hanya oleh kekuatan fisik yang kuat yang mampu mempertahankan kedaulatannya," kata KCNA menambahkan.

Uji coba dua rudal jarak pendek pada Kamis dan penembakan serangkaian proyektil adalah peluncuran rudal pertama oleh Korea Utara sejak rudal balistik antarbenua (ICBM) pada November 2017. Kim kemudian menyatakan pembangunan kekuatan nuklirnya selesai dan melanjutkan untuk mengadakan tiga pertemuan puncak dengan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in dan dengan Trump.

Baik Trump maupun Moon mengatakan uji coba rudal terbaru tidak membantu tetapi menyarankan mereka tidak akan gagal dialog. "Saya tahu mereka ingin bernegosiasi, mereka berbicara tentang negosiasi. Tapi saya pikir mereka tidak siap untuk bernegosiasi, "kata Trump kepada wartawan.

"Mereka adalah rudal yang lebih kecil, mereka adalah rudal jarak pendek. Tidak ada yang senang tentang hal itu tetapi kita melihat dengan baik dan kita akan melihat," kata Trump lagi.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement