REPUBLIKA.CO.ID, KOLOMBO— Pengadilan Sri Lanka menyetujui pada Jumat (10/5) tes DNA guna mengkonfirmasi bahwa pemimpin serangan garis keras yang menewaskan lebih dari 250 orang pada Minggu Paskah di sejumlah gereja dan hotel benar-benar meledakkan dirinya di Hotel Sangri-La Kolombo.
Pemerintah, yang dihujani banyak kecaman lantaran mengabaikan peringatan serangan akan segera terjadi, meyakini pemimpin tersebut adalah Zahran Hashim, penceramah berusia 34 tahun asal Sri Lanka Timur.
Namun, menurut sejumah warga di kampung halamannya di Kattankudy, dan beberapa orang yang mengenalnya mengatakan kepada Reuters bahwa rekaman CCTV yang diambil sebelum serangan 21 April, menunjukkan seseorang pria yang diyakini penyidik sebagai pelaku bom, tampaknya menggambarkan seorang pria yang lebih kurus dari Hashim, dengan gaya jalan yang berbeda.
Durasi rekaman singkat dan topi yang digunakan pria tersebut menutupi sebagian wajahnya. Hashim menghilang di hadapan publik beberapa bulan sebelum serangan.
Hakim Kepala Kolombo, Ranga Dissanayake, menginstruksikan pejabat medis peradilan negara untuk mencocokkan jasad pelaku bom dengan DNA anaknya.
Pejabat intelijen mengatakan kepada Reuters bahwa identifikasi wajah membenarkan bahwa pelaku bom bunuh diri adalah Zahran. "Namun karena adanya perbedaan pendapat, kami pun akan melakukan tes DNA," kata dia, sebagaimana dilansir Reuters, Sabtu (11/5).