Selasa 16 Apr 2019 08:32 WIB

Ekuador Sebut Peretasan Meningkat Setelah Assange Ditangkap

Julian Assange ditangkap saat berada di kedutaan besar Ekuador di London.

Rep: Rossi Handayani/ Red: Nur Aini
Julian Assange
Foto: AP Photo/Matt Dunham
Julian Assange

REPUBLIKA.CO.ID, QUITO -- Wakil Menteri Telekomunikasi Ekuador, Patricio Real mengatakan, upaya meretas lembaga pemerintah Ekuador semakin tinggi. Hal itu terjadi setelah Ekuador mencabut suaka pendiri Wikileaks, Julian Assange, di kedutaan London pekan lalu.

"Pada sore 11 April peningkatan volume peretasan menjadi 51 dari 31 di seluruh dunia," kata Real.

Baca Juga

Real mengatakan, situs web untuk kepresidenan negara, bank sentral, dan kementerian luar negeri telah menerima 40 juta upaya peretasan per hari sejak Assange keluar dari kedutaan Ekuador di London.

Sebelumnya Assange mengungsi di kedutaan pada 2012. Ia berada di sana untuk menghindari ekstradisi ke Swedia dalam penyelidikan kekerasan seksual.

Real tidak mengaitkan upaya peretasan dengan grup mana pun, dan mengatakan akan sulit untuk mengidentifikasi peretas. Namun dia mengatakan, kelompok peretasan Anonymous telah membuat ancaman pada lembaga-lembaga pemerintah di Amerika Serikat (AS) dan Inggris.

Setelah penangkapannya, jaksa AS mengumumkan tuduhan terhadap Assange yang diduga berkonspirasi dengan mantan analis intelijen Angkatan Darat, Chelsea Manning. Assange diduga berkonspirasi untuk mendapatkan akses ke komputer pemerintah, sebagai bagian dari salah satu kompromi terbesar dalam sejarah AS.

Real mengungkapkan, upaya peretasan tidak menyebabkan pencurian data pemerintah, tetapi mempersulit karyawan dan warga negara untuk mengakses situs. Negara Amerika Selatan tersebut juga akan menerima bantuan keamanan siber dari Israel.

Menteri Dalam Negeri Ekuador, Maria Paula Romo mengatakan, pemerintah telah mengidentifikasi dua peretas Rusia yang tinggal di Ekuador. Namun, mereka berdua hingga kini belum ditangkap. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement