Selasa 14 May 2019 13:38 WIB

Cina Yakini Bisa Tuntaskan Kesepakatan Dagang dengan AS

Cina menyebut negosiasi kesepakatan dagang sesuai dengan kebutuhan negaranya.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Bendera Cina-Amerika
Foto: washingtonote
Bendera Cina-Amerika

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Menteri Luar Negeri Cina Wang Yi optimistis negaranya dapat menuntaskan kesepakatan dagang dengan Amerika Serikat (AS). Menurut dia, kedua negara memiliki kemampuan dan kebijaksanaan untuk menyelesaikan perselisihan perdagangan.

“Kami yakin selama negosiasi ini sejalan dengan arah reformasi dan keterbukaan umum Cina, sejalan dengan kebutuhan mendasar Cina untuk pengembangan kualitas dan, dan sejalan dengan kepentingan bersama serta jangka panjang dari rakyat Cina dan Amerika, tim negosiasi kedua negara memiliki kemampuan dan kebijaksanaan untuk menyelesaikan tuntutan masing-masing yang masuk akal dan pada akhirnya mencapai kesepakayan yang saling menguntungkan,” kata Wang di sela-sela kunjungannya ke Moskow, Rusia, pada Senin (13/3).

Baca Juga

Dia menegaskan pembicaraan bukan jalan satu arah dan harus didasarkan pada kesetaraan. “Ketika bernegosiasi dengan negara mana pun, Cina harus menegakkan kedaulatan negara, melindungi kepentingan rakyat, dan menjaga martabat rakyat,” ujarnya.

Pada Jumat pekan lalu, Presiden AS Donald Trump menyebut Beijing melanggar kesepakatan perdagangan yang dicapai setelah serangkaian negosiasi dan pembicaraandalambeberapa bulan terakhir. Terkait hal itu, Cina disebut ingin membatalkan komitmennya untuk mengubah undang-undang guna memberlakukan kebijakan baru tentang masalah perlindungan hak kekayaan intelektual hingga transfer teknologi secara paksa.

Setelah kejadian itu, Trump memutuskan menaikkan tarif impor bagi produk-produk Cina hingga senilai 200 miliar dolar AS. Dia telah memerintahkan Perwakilan Dagang AS Robert Lighthizer untuk mulai mengenakan tarif pada semua impor yang tersisa dari Cina.

Kantor Perwakilan Dagang AS berencana menggelar dengar pendapat publik bulan depan mengenai kemungkinan bea hingga 25 persen untuk impor senilai lebih dari 300 miliar dolar dari Cina. Ponsel dan laptop akan terdaftar di dalamnya.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement