Kamis 16 May 2019 06:02 WIB

Irak Beli Sistem Rudal Buatan Rusia

Sebelum Irak, Turki lebih dahulu beli sistem rudal buatan Rusia.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Nur Aini
Sistem rudal darat-ke-udara jarak menengah dan jarak jauh Rusia S-400 saat parade Hari Kemenangan perayaan 71 tahun kemenangan atas Nazi Jerman di Perang Dunia II di Red Square, Moskow, Rusia, 9 Mei 2016.
Foto: REUTERS/Grigory Dukor
Sistem rudal darat-ke-udara jarak menengah dan jarak jauh Rusia S-400 saat parade Hari Kemenangan perayaan 71 tahun kemenangan atas Nazi Jerman di Perang Dunia II di Red Square, Moskow, Rusia, 9 Mei 2016.

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Pemerintah Irak telah memutuskan untuk membeli sistem rudal S-400 dari Rusia, yang merupakan sistem rudal anti-pesawat jarak jauh tercanggih yang mulai beroperasi pada 2007. 

Duta Besar Irak untuk Rusia Haidar Mansour mengatakan keputusan untuk membeli sistem rudal S-400 diambil setelah adanya pertemuan komisi antara kedua pemerintah guna membahas perdagangan, ekonomi, sains, dan kerja sama teknis di Baghdad pada 23-25 April lalu. 

Baca Juga

"Adapun sistem pertahanan rudal, pemerintah telah membuat keputusan, ia ingin membeli S-400," ujar Mansour dilaporkan laman kantor berita Rusia TASS pada Rabu (15/5). 

Sebelum Irak, Turki juga telah memutuskan untuk membeli sistem rudal S-400. Namun, keputusan Ankara dikecam AS. Washington mengancam akan menjatuhkan sanksi jika Turki benar-benar membeli rudal tersebut dari Moskow. 

AS menilai, langkah Turki membeli S-400 dapat membahayakan keamanan pesawat F-35 yang dibuat Lockheed Martin Corp. Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan tak merisaukan ancaman AS. 

Erdogan menyatakan tetap melanjutkan kesepakatan pembelian S-400 dari Rusia. Dia menilai hal itu penting untuk keamanan negaranya. 

"Kami akan mengambil langkah-langkah untuk mengeringkan rawa terorisme di Suriah dan akan melanjutkan pembelian S-400 serta bala bantuan keamanan serupa," ujar Erdogan pada akhir April lalu. Turki dilaporkan akan menerima S-400 pada Juli mendatang. 

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement