REPUBLIKA.CO.ID, JENEWA -- Wakil Presiden Jusuf Kalla menegaskan keseriusan Indonesia menjadi salah satu kandidat tuan rumah Olimpiade untuk 2032 mendatang. JK mengatakan, Indonesia yang memiliki budaya beragam dan wilayah yang luas serta memiliki pengalaman menggelar Asian Games 2018, siap untuk menjadi kandidat tuan rumah Olimpiade 2032 mendatang.
Hal itu disampaikan JK saat bertemu dengan President of The International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach di Museum International Olympic Committe (IOC), Jenewa, Swiss, Kamis (16/5).
"Saya percaya diri bahwa Indonesia akan menjadi salah satu kandidat kuat untuk menjadi tuan rumah Olimpiade 2032,” kata JK kepada Thomas Bach.
Pertemuan JK dengan Presiden IOC juga menindaklanjuti surat resmi Presiden Joko Widodo kepada President of The International Olympic Committee (IOC) Thomas Bach pada 20 September 2018, tentang pengajuan Indonesia menjadi tuan rumah Olimpiade 2032.
JK mengatakan, Pemerintah Indonesia melalui Komite Olimpiade Nasional Indonesia ingin berdialog lebih lanjut dengan IOC untuk membahas langkah lanjutan menuju pencalonan tuan rumah Olimpiade 2032.
“Indonesia ingin melakukan dialog dengan IOC melalui Komite Olimpiade Nasional Indonesia untuk membahas langkah-langkah serta pengaturan lebih lanjut yang dapat dilakukan guna memastikan persiapan yang lancar dan sukses untuk penawaran kami,” kata JK.
JK pun berharap dalam waktu dekat perutusan Indonesia dapat membahas lebih lanjut mengenai pencalonan olimpiade.
“Kami berharap dapat bertemu dengan Anda dalam waktu dekat untuk membahas pencalonan kami menjadi tuan rumah Olimpiade XXXV pada 2032,” ujar JK.
Dalam kesempatan itu, JK juga memaparkan alasan Indonesia layak menjadi tuan rumah, yakni karena partisipasi aktif Indonesia dalam forum olahraga internasional.
Selain itu, Indonesia juga mendukung prinsip-prinsip sportif yang berlaku secara global, netral, dan tidak diskriminatif, serta menegakkan tata pemerintahan yang baik, dan juga mendukung kesetaraan gender.
“Indonesia juga percaya bahwa olahraga dan acara olahraga dapat berfungsi sebagai sarana yang efektif untuk mencapai target dalam Tujuan Pembangunan Berkelanjutan dan bahkan berkontribusi terhadap perdamaian dunia,” kata JK.
Karena itu, kata JK, merupakan keharusan bagi Indonesia untuk berpartisipasi aktif dalam berbagai acara internasional dan dialog yang berkaitan dengan pengembangan pemuda dan olahraga. Sebab, JK melihat pentingnya komunitas global memanfaatkan olahraga untuk menciptakan platform perdamaian yang mempromosikan persatuan.
“Prinsip-prinsip non-diskriminatif dan netral bisa menjadi elemen kuat untuk membangun modalitas konstruktif untuk menciptakan lebih banyak perdamaian,” katanya.
Dalam pertemuan dengan Presiden IOC tersebut JK didampingi Ketua Komite Olimpiade Indonesia (KOI), Erick Thohir, Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Puan Maharani, Wakil Menteri Luar Negeri AM Fachir, Duta Besar RI untuk Swiss di Bern Muliaman D. Hadad, Kepala Sekretariat Wakil Presiden Mohamad Oemar, Erick Thohir, dan Muhammad Luthfi.
Erick yang ditemui pertemuan mengatakan, ke langkah selanjutnya yang harus dilakukan Indonesia adalah menyiapkan proposal bidding untuk tuan rumah Olimpiade. Ia menyebut hingga penentuan tahun 2024 mendatang, sudah harus dimulai mengajukan proposal sarana dan fasilitas yang ingin kita ajukan.
"Misalnya, perlu membangun kompleks olahraga baru dengan teknologi ramah lingkungan dan bersinergi dengan hunian atlet dan pusat pendidikan olah raga atau hal lain yang bisa menyaingi fasilitas milik calon tuan rumah Olimpiade lainnya," ujar Erick.
Selain itu, hal lainnya yang perlu dilakukan yakni Indonesia harus memperbanyak event olahraga internasional. Meskipun Indonesia memiliki pengalaman penyelenggaraan Asian Games, namun hal itu tidak cukup untuk meyakinkan Indonesia sebagai tuan rumah Olimpiade.
"Jadi penting sekali di tahun 2021, 2022, 2023, kita harus punya event-event besar karena akan kita kasih lihat ke dunia kita siap," kata Erick.