REPUBLIKA.CO.ID, GIZA -- Duta Besar Indonesia untuk Mesir Helmy Fauzi memastikan tidak ada warga negara Indonesia (WNI) yang menjadi korban serangan teror bom terhadap bus wisata di jalan dekat Piramida Giza, Kairo, Ahad (19/5).
Akibat bom meledak itu, sedikitnya 17 wisatawan terluka. "Berdasarkan pemantauan KBRI (Kedutaan Besar) Kairo dan pelacakan melalui sumber keamanan Mesir, alhamdulillah sejauh ini diperoleh informasi tak ada WNI yang menjadi korban serangan tersebut," kata Dubes Helmy dalam rilis yang diterima Republika.co.id, Senin (20/5).
Sebuah bom yang ditanam pinggir jalan dekat lokasi Grand Museum Mesir di wilayah Giza, Kairo Mesir menyasar sebuah bus wisata yang membawa 25 turis asing. Bom juga meledakkan mobil pribadi warga Mesir dan melukai empat orang di dalamnya.
Berdasarkan penelusuran KBRI Kairo, diperoleh keterangan serangan ini menggunakan bahan peledak berskala ringan dan menyebabkan tujuh warga Afrika Selatan dan 10 warga Mesir mengalami luka-luka terkena dampak ledakan dan pecahan kaca jendela bus.
Hingga berita ini dibuat, tidak ada informasi mengenai jatuhnya korban jiwa. KBRI Kairo mengeluarkan imbauan kepada seluruh WNI di Mesir untuk meningkatkan kewaspadaan dan menghindari daerah rawan serta kerumunan masa.
Kepada WNI yang melakukan kunjungan wisata ke Mesir diimbau lapor diri melalui aplikasi Safe Travel. Bagi WNI yang yang akan melakukan kunjungan ke atau melintasi wilayah Sinai diminta memastikan bus wisata yang digunakan mendapat pengawalan dari pihak keamanan Mesir.
KBRI yang bekerja sama dengan Kementerian Luar Negeri Indonesia juga mengimbau menggunakan aplikasi Safe Travel. Aplikasi tersebut merupakan aplikasi yang dapat diunduh oleh telepon genggam berbasis android atau IOM dan diluncurkan oleh Kementerian Luar Negeri RI pada 2017 guna meningkatkan perlindungan WNI di luar negeri.
Dalam aplikasi tersebut, WNI yang menemui masalah di negara tujuan dapat langsung menekan tombol darurat yang otomatis mengirimkan data lokasi tempat kejadian perkara ke Perwakilan RI di wilayah tersebut. Selain itu, aplikasi Safe Travel juga memuat informasi lengkap mengenai tingkat keamanan 180 negara di dunia, restoran, tempat ibadah, objek wisata, kurs mata uang, pelaporan paspor hilang, lapor diri, dan alamat Perwakilan RI di negara tersebut.
Aplikasi itu juga memiliki unsur hiburan karena memungkinkan WNI yang sedang melakukan kunjungan wisata di luar negeri mengunggah foto kunjungan di aplikasi ini.