Jumat 17 May 2019 15:43 WIB

Palestina Harap Indonesia Lunakkan AS dan Israel

Palestina tidak yakin dengan proposal yang ditawarkan AS

Rep: Lintar Satria/ Red: Hasanul Rizqa
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun.
Foto: Republika/Zahrotul Oktaviani
Duta Besar Palestina untuk Indonesia, Zuhair Al Shun.

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Duta Besar Besar Palestina untuk Indonesia Dr Zuhair al-Shun berharap banyak pada Indonesia. Seperti diketahui, Indonesia pada bulan ini memegang posisi ketua Dewan Keamanan (DK) PBB.

Menurut al-Shun, segenap rakyat dan pemerintah Palestina berharap Indonesia dapat menjalankan peran demikian terutama untuk melunakkan Amerika Serikat (AS) dan Israel. Selain itu, RI diharap dapat menggerakkan seluruh negara bangsa di dunia untuk mendukung solusi permasalahan Palestina.

Baca Juga

"Semoga dengan keberadaan mereka (Indonesia) di sana, bisa menggerakkan atau melunakkan Amerika dan Israel, dan juga menggerakkan seluruh dunia agar lebih kuat lagi untuk membantu permasalah-permasalahan kami di Palestina," kata Zuhair al-Shun di Jakarta, Jumat (17/5).

Bagaimanapun, al-Shun meneruskan, Palestina tidak yakin dengan proposal perdamaian yang diajukan Presiden AS Donald Trump beberapa waktu lalu. 

Bahkan, lanjut dia, seluruh dunia pun meragukan AS berniat tulus melakukan mediasi konflik antara Israel dan Palestina. Sebab, rezim Trump kerap membuat keputusan-keputusan yang mengejutkan dan tidak dapat diprediksi. "Kalau memang dia (AS) menawarkan diri untuk mediasi konflik Israel-Palestina, saya rasa hal itu tidak akan terjadi," kata al-Shun.

Pemilihan umum (pemilu) Israel pada bulan lalu dapat menjadi tolok ukur. Trump, tutur al-Shun, mendukung kemenangan Benjamin Netanyahu. Menurut dia, tidak mungkin dukungan Trump itu dilancarkan tanpa maksud-maksud tertentu.

Menurut al-Shun, tidak satu pun proposal rencana perdamaian yang diajukan Trump yang berpihak pada Palestina. Menurutnya, proposal itu bak permainan belaka. Karena itu, ia tidak yakin Trump sungguh-sungguh ingin memainkan peran AS sebagai mediator.

Karena itulah, harapan Palestina Indonesia di DK-PBB sudah jelas, yakni perdamaian. Caranya dengan mengecam penjajahan Israel. "Sama yang diharapkan dunia sesungguhnya. Harapan kami sangat sederhana, hidup seperti kalian, kami ingin hidup damai, tidak ada perselisihan," tambahnya. 

Palestina pun mengakui Indonesia senantiasa berdiri paling depan dalam melawan penjajahan Israel. Ia berharap Indonesia tetap gigih membantu menyelesaikan permasalahan di Palestina.

Pada Kamis (9/5) lalu, Indonesia menggelar pertemuan informal dalam format Arria Formula tentang permukiman dan pemukim ilegal Israel di wilayah Palestina. Dalam pertemuan itu, Menteri Luar Negeri Retno LP Marsudi menegaskan, permukiman ilegal Israel terus bertambah dari sekitar 110 ribu unit pada 1993 menjadi sekitar 620 ribu pada 2017.

“Terus berlangsungnya pembangunan pemukiman illegal oleh Israel di wilayah pendudukan Palestina tidak dapat diterima,” kata Retno.

Menlu mengatakan, terus bertambahnya pemukiman ilegal Israel merupakan halangan besar bagi tercapainya perdamaian antara Israel dan Palestina. Namun, lanjutnya, walaupun situasi saat ini sangat sulit, semua pihak tidak boleh putus asa.

“Meskipun situasi saat ini sangat suram, masyarakat internasional tidak boleh kehilangan harapan untuk dapat menyelesaikan konflik Palestina-Israel melalui perundingan dan dialog,” papar Retno.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement