REPUBLIKA.CO.ID, ANKARA— Pejabat senior pertahanan Turki dan Rusia pada Senin (20/5) mengadakan percakapan telepon untuk membahas perkembangan terkini di Idlib, provinsi di bagian barat-laut Suriah yang dikuasai gerilyawan.
"Menteri Pertahanan Nasional Turki, Hulusi Akar, membahas melalui telepon dengan timpalannya dari Rusia Sergei Shoigu tentang masalah keamanan regional, terutama perkembangan terkini di Provinsi Idlib, Suriah, dan langkah yang akan dilakukan guna mengurangi ketegangan di daerah tersebut, dalam lingkup kesepakatan yang ditandatangani di Sochi," kata satu pernyataan yang dikeluarkan Kementerian Pertahanan Turki.
Sedikitnya 167 warga sipil telah kehilangan nyawa di Idlib sejak 25 April, dan lebih dari 415 warga sipil cedera, kata beberapa sumber pertahanan sipil, sebagaimana dilaporkan Kantor Berita Turki, Anadolu, Senin malam (20/5).
Sebanyak 1,5 juta orang saat ini menetap di Idlib. Separuh dari mereka adalah orang yang kehilangan tempat tinggal dari bagian lain negara yang dicabik perang tersebut.
Turki dan Rusia pada September lalu sepakat mengubah Idlib menjadi zona penurunan ketegangan, tempat perbuatan agresi dengan tegas dilarang.
Namun, pemerintah di Damaskus telah terus melanggar ketentuan dalam gencatan senjata itu, dan sering melancarkan serangan di dalam zona penurunan ketegangan. Suriah telah dirongrong perang saudara bergelimang darah sejak awal 2011.