REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Perdana Menteri India Narendra Modi berjanji menyatukan kembali rakyatnya pasca-perhelatan pemilu majelis rendah parlemen atau Lok Shaba. Partai Modi, yakni Bharatiya Janata Party (BJP), hampir dipastikan memenangkan pemilu tersebut.
“Bersama-sama kita akan membangun India yang kuat dan inklusif,” kata Modi melalui akun Twitter resminya pada Kamis (23/5).
Namun tugas tersebut diprediksi tak akan mudah. Sejumlah masyarakat India memandang BJP sebagai partai yang sering memecah belah. Hal itu erat kaitannya dengan kebijakan pemerintahan Modi yang kerap memposisikan minoritas Muslim di negaranya sebagai warga negara kelas dua.
Berdasarkan data resmi Komisi Pemilihan Umum India, BJP telah memperoleh 298 kursi dari 542 kursi di Lok Shaba. Jumlah itu naik dibandingkan pada pemilu 2014 di mana BJP hanya mendapatkan 282 kursi. Untuk memimpin pemerintahan, sebuah partai harus memperoleh dukungan dari 272 anggota parlemen.
Di markas BJP di New Delhi, para anggota partai merayakan kemenangan dengan meledakkan petasan. Mereka pun mendekorasi bangunan dengan hiasan bunga. “Ini adalah cap persetujuan pemilih tentang kepemimpinan Modi yang jujur dan tegas,” ujar juru bicara BJP Nalin S Kohli.
Partai oposisi, Congress Party, cukup terkejut dengan kemenangan BJP. Sebab di bawah pemerintahan Modi, perekonomian India dianggap mengalami kemerosotan.
“Mengapa meskipun ekonomi lemah, orang lebih menyukai BJP adalah sesuatu yang harus kita pahami. Rakyat telah memberi mereka kesempatan kedua. Saya harap mereka menggunakannya dengan baik,” ucap juru bicara Congress Party Salman Soz.
Kemenangan Modi mendorong pasar keuangan karena investor berharap pemerintahannya akan terus mengejar reformasi ekonomi. Dia akan berada di bawah tekanan untuk menciptakan lapangan kerja bagi puluhan juta kaum muda India yang datang ke pasar kerja dalam beberapa tahun mendatang.
“Tantangan langsung adalah untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan, masalah pendapatan pertanian, dan menghidupkan kembali sektor perbankan,” kata Madan Sabnavis, ekonom dari Care Ratings yang berbasis di Mumbai.
Kemenangan BJP dalam pemilu Lok Shaba telah diprediksi sebelumnya. Sejumlah lembaga survei di India yang melakukan penghitungan cepat menunjukkan keunggulan BJP.
Kebijakan pemerintahan Modi dalam menangani eskalasi dengan Pakistan dinilai menjadi faktor penting bagi kemenangan BJP. India dan Pakistan memang sempat terlibat perselisihan dan ketegangan. Hal itu dipicu oleh serangan bom bunuh diri di Pulwama, Kashmir, pada pertengahan Februari lalu. Serangan tersebut menyebabkan 44 anggota militer India tewas.
India menuding Pakistan terlibat dalam merencanakan serangan itu. Namun, Islamabad membantah dan menyebut tuduhan India tak berdasar. Tak lama setelah insiden tersebut, Angkatan Udara India sempat melancarkan serangan udara ke dekat Garis Kontrol Kashmir (LoC) yang menjadi perbatasan de facto kedua negara.
Dua jet tempur India ditembak jatuh oleh Pakistan karena dianggap telah melintasi LoC dan melanggar wilayah udara mereka. Pakistan kemudian menahan seorang pilot India yang diketahui sebagai Komandan Wing Abhinandan. Sebagai iktikad untuk tak memperburuk situasi, Pakistan kemudian memulangkan pilot tersebut.
Rangkaian peristiwa itu telah membangkitkan semangat patriotik di kalangan masyarakat India. Di sisi lain, hal tersebut memberi keuntungan politik bagi Modi.