Kamis 23 May 2019 21:35 WIB

Putin Ucapkan Selamat kepada Narendra Modi

Partai Modi memenangkan pemilu majelis rendah India atau Lok Shaba.

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Dwi Murdaningsih
Indian Prime Minister Narendra Modi (file)
Foto: AP/Saurabh Das
Indian Prime Minister Narendra Modi (file)

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengucapkan selamat kepada Perdana Menteri India Narendra Modi. Partai Modi yakni Bharatiya Janata Party (BJP) memenangkan pemilu majelis rendah India atau Lok Shaba.

Menurut layanan pers Kremlin, ucapan selamat itu disampaikan saat Putin menghubungi Modi via telepon pada Kamis (23/5). Dalam percakapannya, mereka menyatakan kesiapannya untuk berkontribusi penuh dalam penguatan hubungan bilateral India dan Rusia.

Baca Juga

Putin dan Modi juga ingin kedua negara mengembangkan kemitraan strategis yang istimewa. “Serta terus mengoordinasikan kegiatan mereka secara erat di kancah internasional,” kata Kremlin, dikutip laman kantor berita Rusia TASS.

Berdasarkan data resmi Komisi Pemilihan Umum India, BJP telah memperoleh 298 kursi dari 542 kursi di Lok Shaba. Jumlah itu naik dibandingkan pada pemilu 2014 di mana BJP hanya mendapatkan 282 kursi. Untuk memimpin pemerintahan, sebuah partai harus memperoleh dukungan dari 272 anggota parlemen.

Di markas BJP di New Delhi, para anggota partai merayakan kemenangan dengan meledakkan petasan. Mereka pun mendekorasi bangunan dengan hiasan bunga. “Ini adalah cap persetujuan pemilih tentang kepemimpinan Modi yang jujur dan tegas,” ujar juru bicara BJP Nalin S Kohli.

Partai oposisi, Congress Party, cukup terkejut dengan kemenangan BJP. Sebab di bawah pemerintahan Modi, perekonomian India dianggap mengalami kemerosotan.  

“Mengapa meskipun ekonomi lemah, orang lebih menyukai BJP adalah sesuatu yang harus kita pahami. Rakyat telah memberi mereka kesempatan kedua. Saya harap mereka menggunakannya dengan baik,” ucap juru bicara Congress Party Salman Soz.

Kemenangan Modi mendorong pasar keuangan. Investor berharap pemerintahannya akan terus mengejar reformasi ekonomi. Dia akan berada di bawah tekanan untuk menciptakan lapangan kerja bagi puluhan juta kaum muda India yang datang ke pasar kerja dalam beberapa tahun mendatang.

“Tantangan langsung adalah untuk mengatasi masalah ketenagakerjaan, masalah pendapatan pertanian, dan menghidupkan kembali sektor perbankan,” kata Madan Sabnavis, ekonom dari Care Ratings yang berbasis di Mumbai.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement