REPUBLIKA.CO.ID,FORTWORTH--Badan otoritas penerbangan Amerika Serikat (FAA) melakukan pertemuan dengan regulator penerbangan lainnya di seluruh dunia. Mereka membahas tentang apa yang harus dilakukan agar pesawat tipe Boeing 737 MAX dapat kembali digunakan.
Pejabat senior FAA akan menggambarkan detail temuan mereka dalam kecelakaan di Indonesia dan Ethiophia. Dua kecelakaan itu hanya berjarak lima bulan dan menewaskan 346 orang.
FAA akan menyimpulkan status tiga peninjauan besar yang dilakukan terhadap 737 Max. Mereka juga akan memberikan kabar terbaru proses resertifikasi dan menjelaskan revisi yang Boeing lakukan dalam perangkat lunak dan pelatihan pilot.
Pelaksana Tugas Administrator FAA Dan Elwell mengatakan para penumpang di Amerika Serikat dan seluruh dunia akan menghormati keputusan FAA untuk mengembalikan 737 MAX. "Mereka akan kembali menggunakan Max dan menerbangkannya lagi," kata Elwell, Kamis (24/5).
Boeing 737 MAX menjadi tipe pesawat yang paling cepat terjual. Kini ada sekitar 5.000 permintaan lagi. Tapi Boeing menghentikan laju produksinya dan mengatakan dua kecelakaan pesawat itu merugikan mereka sebesar 1 miliar dolar AS.
Pada Kamis (24/5) saham Boeing turun 1,7 persen di angka 348,85 dolar AS. Hampir 60 regulator penerbangan dari 33 badan pemerintah termasuk dari Cina, Brasil, Australia, Uni Eropa, Prancis, Ethiophia, Indonesia dan Korea Selatan hadir dalam pertemuan tersebut. Pada bulan Maret lalu FAA dikritik karena tidak mengkandang Boeing 737 MAX secepat Eropa, Cina dan negara-negara lainnya.
"FAA akan membagikan analisis keamanan yang menjadi bentuk dasar atas proses keputusan kami mengembalikan penggunaan (737 MAX)," tambah Elwell.