REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Pelaksana Tugas Menteri Pertahanan Amerika Serikat (AS) Patrick Shanahan mengkonfirmasi Pentagon tengah mempertimbangkan mengirim tambahan pasukan ke Timur Tengah. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan perlindungan pasukan AS di sana.
"Apa yang kami cari adalah; Apakah ada yang dapat kami lakukan untuk meningkatkan perlindungan pasukan di Timur Tengah," kata Shanahan, Kamis (24/5).
Sebelumnya, salah satu pejabat pemerintah AS yang tidak disebutkan namanya mengatakan militer AS meminta pasukan AS di Timur Tengah ditambah 5.000 personil. Secara teratur Pentagon mendapat permintaan penambahan pasukan.
Namun mereka selalu menolaknya tapi kali ini tampaknya Pentagon akan menambah pasukan ke Timur Tengah. Mengingat semakin memanasnya ketegangan mereka dengan Iran.
"Mungkin melibatkan pengiriman pasukan tambahan," kata Shanahan.
Tapi Shanahan menegaskan ia membantah laporan yang menyatakan jumlah spesifik pasukan yang diminta. Beberapa Senator AS menilai tekanan Trump ke Iran sebagai upayannya agar bisa menjual senjata AS ke Arab Saudi.
Senator Chris Murphy mengatakan pemerintahan Trump berencana menggunakan celah hukum dan meningkatkan ketegangan dengan Iran untuk menjual bom ke Arab Saudi. Walaupun sebelumnya Kongres sudah memblokir penjualan senjata ke Arab Saudi karena keterlibatan mereka dalam kematian warga sipil di perang Yaman.
"Saya mendengar Trump menggunakan celah dalam Undang-undang Kontrol Senjata dan saya menyadari penjualan bom yang baru ke Arab Saudi (yang mereka jatuhkan di Yaman) untuk mencegah keberatan Kongres. Yang dapat terjadi pekan ini," kata senator dari Partai Demokrat tersebut di media sosial Twitter.