Senin 27 May 2019 04:30 WIB

3 Pendemo dari Kelompok Sayap Kanan Pakistan Tewas Ditembak

Militer mengklaim tindakan itu diambil karena para pendemo menyerang pos pemeriksaan.

Rep: Febryan. A/ Red: Israr Itah
Penembakan  (ilustrasi)
Foto: Reuters/Joshua Lott
Penembakan (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD -- Setidaknya tiga orang tewas dan 15 orang luka-luka setelah militer Pakistan melepaskan tembakan di dekat para pendemo Pashtun Tahaffuz Movement (PTM). Militer mengklaim tindakan itu diambil karena para pendemo menyerang pos pemeriksaan.

Dilansir dari Aljazeera, Militer Pakistan mengatakan, tembakan itu terjadi di dekat pos pemeriksaan di daerah Khar Qamar, Waziristan Utara pada Ahad (26/5) pagi waktu setempat.  Menurut pihak tentara, tindakan itu diambil karena peserta aksi menyerang pos pemeriksaan.  Sedangkan para Aktivis PTM mengatakan, tentaralah yang lebih dulu menembaki para pendemo tanpa senjata itu. 

Baca Juga

Setelah kejadian, militer mengaku, pemimpin aksi demo itu Moshin Dawir yang juga anggota majelis nasional hasil pemilihan tahun lalu, sudah ditahan. Ia ditahan bersama dengan delapan orang lainya anggota PTM.

Namun pihak militer masih belum mengetahui keberadaan Ali Wazir yang juga pemimimpin demonstrasi. Ia juga merupakan anggota majelis nasional. Sementara itu, sebanyak lima orang tentara terluka akibat kejadian itu.

Dawar dan Wazir memimpin protes tersebut menuntut keadilan atas dugaan penghilangan paksa yang pernah dilakukan pihak militer di Weizitan Utara, Wilayah Barat Laut Pakistan. 

Penembakan oleh militer terhdap demonstran ini menandakan kembali meningkatnya ketegangan antara militer yang begitu berkuasa di sana dengan kelompok pemerhati Hak Asasi Manusia (HAM). PTM menjadi terkenal ketika pada bulan Januari tahun lalu memimpin protes atas pembunuhan terhadap Naqeebullah Mehsud, seorang pemuda dari Wazoristan Utara, oleh polisi.

Kelompok ini menyampaikan tiga tuntutan. Pertama, menuntut pihak militer segera melakukan pembersihan ranjau darat yang ditanam di beberap distrik. Kedua, mengakhiri pembunuhan diluar hukum dalam perang yang berlangsung antara militer dengan kelompok-kelompok bersenjata. Terakhir, kelompok ini menuntut adanya pertanggungjawaban atas tindakan penghilangan paksa oleh negara.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement