Paus Fransiskus menyatakan aborsi tidak akan pernah bisa dimaafkan, bahkan ketika janin dalam kanduangan sakit parah atau kemungkinan besar akan mati. Dia mendesak para dokter dan imam agama Katolik mendukung keluarga menjalani kehamilan seperti itu.
Aborsi di mata Paus
- Paus berkali-kali menyatakan menentang keras aborsi namun memudahkan para pelaku aborsi untuk diampuni
- Pernyataan Paus disampaikan ketika sejumlah negara bagian di AS memperketat UU aborsi
- Paus Fransiskus sebelumnya menyamakan praktek aborsi dengan program pengendalian genetika di era Nazi Jerman
Dalam konferensi anti-aborsi yang disponsori Vatikan, Paus mengatakan oposisi terhadap aborsi bukanlah masalah agama tetapi masalah manusia.
"Apakah diperbolehkan membuang nyawa demi menyelesaikan masalah?" tanya Paus.
"Apakah sah menyewa pembunuh bayaran untuk menyelesaikan masalah?" tambahnya
Paus mengecam keputusan melakukan aborsi berdasarkan pengujian pranatal dan mengatakan manusia "tak pernah bertentangan dengan kehidupan".
Bahkan bayi-bayi yang jelas akan meninggal saat lahir atau tak lama sesudah dilahirkan, kata Paus, tetap layak mendapatkan perawatan medis di dalam rahim.
Dikatakan, orangtua mereka perlu didukung sehingga mereka tidak merasa terisolasi dan tetap takut menjalani kehamilannya.
"Merawat anak-anak ini membantu orangtua untuk berduka dan tidak hanya menganggapnya sebagai kehilangan, tapi sebagai bagian dari langkah dalam perjalan bersama," kata Paus.
Dia sebelumnya telah menyuarakan kecaman keras terhadap aborsi namun juga menyatakan simpati terhadap wanita yang melakukannya serta mempermudah bagi mereka untuk diampuni dari dosa aborsi.
UU Aborsi diperketat di AS
Pernyataan Paus ini dikemukakan ketika perdebatan mengenai aborsi kembali menjadi berita utama di AS. Hal itu menyusul inisiatif sejumlah negara bagian dalam membatasi operasi aborsi.
Pada Mei lalu, negara bagian Alabama menyetujui UU yang melarang aborsi di hampir semua kasus. Kemudian Missouri mengesahkan UU yang melarang perempuan untuk mencari operasi aborsi setelah minggu kedelapan kehamilan.
Di seluruh AS, sudah 16 negara bagian yang berusaha memperketat UU aborsi, sementara Kentucky, Mississippi, Ohio dan Georgia belum lama ini melarang aborsi begitu detak jantung janin terdeteksi pada minggu keenam kehamilan.
Mahkamah Agung AS memutuskan aborsi sebagai hak konstitusional pada tahun 1973 melalui kasus Roe melawan Wade. Para pendukung aborsi bersumpah untuk menentang perubahan UU di sejumlah negara bagian itu ke Mahkamah Agung.
Dalam pertemuan organisasi keluarga Italia tahun lalu, Paus menyamakan praktek aborsi dengan "sarung tangan putih" dalam program pengendalian genetika (eugenika) era Nazi Jerman.
Dia juga mengecam tes prenatal yang dapat mengakibatkan orangtua memilih untuk mengakhiri kehamilan jika janin mereka cacat atau mengalami masalah.
"Abad yang lalu, seluruh dunia mengalami skandal oleh apa yang dilakukan Nazi dalam memurnikan ras manusia," kata Paus.
"Hari ini, kita melakukan hal yang sama tetapi dengan menggunakan sarung tangan putih (yang dikenakan perawat atau dokter yang membantu aborsi)," katanya.
Paus telah memberikan kewenangan kepada para imam Katolik untuk mengampuni dosa aborsi. Kewenangan ini sebelumnya hanya dipegang oleh para uskup di sebagian besar negara.
Dalam ajaran Katolik Roma, aborsi merupakan dosa besar sehingga para pelaku atau yang membantunya akan dikucilkan secara otomatis sampai dibebaskan dari pengakuan dosa.
ABC/AP