Selasa 28 May 2019 15:15 WIB

Donald Trump Sampaikan Simpati ke Korban Penikaman Jepang

Donald Trump tengah berada di Jepang saat insiden penikaman halte bus terjadi.

Rep: Rizky Jaramaya/ Red: Nur Aini
Polisi berada di lokasi penikaman atau penusukan di sebuah halte bus di Kawasaki, Jepang, Selasa (28/5).
Foto: AP Photo/Koji Sasahara
Polisi berada di lokasi penikaman atau penusukan di sebuah halte bus di Kawasaki, Jepang, Selasa (28/5).

REPUBLIKA.CO.ID, TOKYO -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump menyampaikan simpatinya kepada para korban penikaman yang terjadi di sebuah halte bus, di wilayah Kawasaki. Saat kejadian tersebut berlangsung, Trump sedang berada di Jepang dan berada dalam satu panggung dengan Perdana Menteri Shinzo Abe. 

"Saya ingin mengambil waktu sejenak untuk mengirimkan doa dan simpati kami kepada para korban serangan penikaman pagi ini di Tokyo. Semua orang Amerika mendukung rakyat Jepang dan berduka bagi para korban dan keluarga mereka," ujar Trump, Selasa (28/5). 

Baca Juga

Sebanyak 16 orang, termasuk delapan murid sekolah dasar, terluka akibat penikaman tersebut. Dua anak dan seorang dewasa diduga meninggal setelah tersangka melakukan aksi penikaman di Kota Kawasaki, barat daya dari pusat Kota Tokyo, kata laporan NHK mengutip kepolisian. Menurut NHK, pelaku, yang mengalami luka parah setelah menusuk pundaknya sendiri, langsung dibekuk di lokasi kejadian.

Pria yang berusia sekitar 40-50 tahun, itu dilaporkan mulai menikam orang-orang yang sedang berada di halte bus. Dua pisau, bersama dengan beberapa korban, ditemukan di sebuah taman di dekatnya.

Kejahatan akibat kekerasan jarang terjadi di Jepang namun kadang kala insiden besar muncul hingga menghebohkan negara tersebut. Pada 2010, aksi penikaman di sebuah bus sekolah dan bus komuter di pinggiran Tokyo melukai puluhan orang.

Sementara itu, dua tahun sebelumnya, pria berusia 28 tahun menabrakkan truknya ke kerumunan pejalan kaki di Tokyo, menewaskan tiga orang, dan kemudian secara brutal menikam empat orang lainnya. 

sumber : AP
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement