REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Kementerian Keuangan AS mengatakan pada Selasa (28/5) atau Rabu WIB, tidak ada mitra dagang utama Amerika Serikat yang memenuhi standar memanipulasi mata uang. Dalam laporan kepada Kongres tentang kebijakan ekonomi internasional dan kurs, Kementerian Keuangan menyimpulkan tidak ada mitra dagang utama Amerika Serikat yang memenuhi kriteria dilabeli sebagai manipulator mata uang selama empat kuartal yang berakhir pada Desember 2018.
Amerika Serikat menempatkan Cina, Jerman, Irlandia, Italia, Jepang, Korea Selatan, Malaysia, Singapura, dan Vietnam dalam daftar pengawasan, yang berarti kebijakan valuta asing mereka diawasi ketat. Kementerian Keuangan AS meminta Cina mengambil langkah-langkah yang diperlukan guna menghindari pelemahan mata uang secara terus-menerus.
Lembaga tersebut mencatat fundamental ekonomi yang membaik dan pengaturan kebijakan struktural akan mendukung renminbi (RMB) yang lebih kuat dari waktu ke waktu. Liu Guoqiang, wakil gubernur bank sentral Cina atau The People's Bank of China (PBOC), mengatakan pekan lalu Cina mampu dan percaya diri menjaga nilai tukar RMB secara umum stabil pada tingkat yang masuk akal dan seimbang.
Presiden Peterson Institute for International Economics, sebuah think tank yang berbasis di Washington, Adam Posen mengatakan sebelumnya pada Selasa (28/5) di sebuah konferensi pers hampir tidak masuk akal menuduh Cina melakukan manipulasi mata uang, karena Cina pada dasarnya tidak memanipulasi mata uang selama beberapa tahun terakhir.