Rabu 29 May 2019 08:43 WIB

'Egg Boy' Sumbang 70 ribu Dolar AS untuk Korban Christchurch

Dana itu berasal dari sumbangan masyarakat yang diberikan untuknya.

Rep: Lintar Satria/ Red: Friska Yolanda
Senator Queensland, Australia Fraser Anning meninju wajah Will Connoly, remaja yang melempar telur mentah ke kepalanya, Sabtu (16/3).
Foto: AP Photo
Senator Queensland, Australia Fraser Anning meninju wajah Will Connoly, remaja yang melempar telur mentah ke kepalanya, Sabtu (16/3).

REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Seorang remaja Australia yang terkenal dengan sebutan 'Egg Boy' karena melempar telur ke senator sayap-kanan menyumbangkan 70 ribu dolar AS ke korban dan keluarga korban serangan Christchurch. Dana ini berasal dari sumbangan yang diberikan kepadanya untuk menghadapi tuntutan hukum senator Fraser Anning yang ia lempari dengan telur. 

Will Connoly, yang baru berusia 17 tahun melempar telur ke Anning saat senator itu melakukan wawancara dengan media. Dalam wawancara tersebut Anning mengatakan serangan yang terjadi di Selandia Baru karena negara itu membiarkan 'Muslim Fanatik' masuk ke negara mereka. 

Baca Juga

Polisi memberikan peringatan kepada Connolly atas peristiwa itu. Namun, ia menjadi sangat populer dan mendapatkan dukungan dari seluruh dunia. Termasuk dari bintang olahraga basket Ben Simmons. 

Banyak orang yang memberikan sumbangan untuk digunakan menghadapi tuntutan hukum. Tapi Connolly mengatakan ia memberikan 99.922 dolar Australia yang ia terima untuk para korban serangan Christchurch sebab ia tidak lagi harus menghadapi proses peradilan. 

"Saya memutuskan untuk menyumbangan semua uangnya untuk memberikan sedikit bantuan kepada korban pembantaian, ini bukan milik saya, untuk para korban tragedi itu, dengan segenap hati saya berharap ini bisa sedikit melegakan Anda," tulis Connolly di Instagram, Rabu (29/5). 

Pada 15 Maret lalu Brenton Tarrant membunuh 51 orang Muslim yang sedang melakukan shalat Jumat. Serangan tersebut disiarkan secara langsung melalui media sosial Facebook. 

Tarrant yang berasal dari Australia didakwa atas pembunuhan 51 orang dan dikenakan pasal terorisme. Ia tidak diizinkan untuk memberikan pembelaan dan akan kembali menjalani persidangan pada 14 Juni mendatang.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement