REPUBLIKA.CO.ID, CAPE TOWN -- Presiden Afrika Selatan Cyril Ramaphosa mengumumkan kabinet barunya, Kamis (30/5) waktu setempat. Untuk pertama kali dalam sejarah pemerintahan negara, setengah dari semua menteri adalah perempuan.
Afrika Selatan mengikuti jejak seperti di Kanada dan Prancis. Meski Afrika Selatan masih tertinggal dari Spanyol dan Swedia, di mana perempuan sekarang mengambil lebih dari setengah posisi di kabinet.
Menurut analisis oleh The Economist dilansir Business Insider, rata-rata representasi perempuan di kabinet Eropa adalah 28 persen. Dalam gerakan tak terduga lainnya, salah satu perempuan yang dibawa ke parlemen berasal dari oposisi. Dia menunjuk politisi veteran oposisi Patricia de Lille, yang telah membela Good Party, sebagai menteri pembangunan infrastruktur.
Partai Kongres Nasional Afrika memenangkan pemilihan umum pada 8 Mei lalu. Jurnalis Afrika Selatan Verashni Pillay mengatakan kepada BBC Newsday, bahwa langkah memiliki setengah dari semua posisi kabinet yang ditempati oleh perempuan adalah kejutan negara.
"Ini menunjukkan bahwa kepala negara cerdik," katanya dilansir BBC, Kamis. Ramaphosa telah merampingkan apa yang disebutnya kabinet "gembung" dari 36 menjadi 28 menteri.
Dia telah berjanji untuk membasmi korupsi di negaranya. Namun, para koresponden menilai rakyat harus waspada sebab ia mempertahankan Wakil Presiden David Mabuza.
Mabuza, sekutu dekat mantan Presiden Jacob Zuma, membantah tuduhan terlibat dalam pembunuhan politik dan tender ilegal. Kendati demikian, para menteri terpilih ini akan dilantik pada Kamis ini.