Sabtu 01 Jun 2019 06:45 WIB

Presiden Meksiko tidak Ingin Konfrontasi dengan AS

Presiden Meksiko akan memilih alternatif lain dalam mengatasi masalah imigran ke AS.

Rep: Idealisa Masyrafina/ Red: Reiny Dwinanda
Presiden baru Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador
Foto: The Independent
Presiden baru Meksiko, Andres Manuel Lopez Obrador

REPUBLIKA.CO.ID, KOTA MEKSIKO -- Presiden Meksiko Andres Manuel Lopez Obrador menegaskan pemerintahnya tidak menginginkan konfrontasi dengan Amerika Serikat. Pernyataannya itu terlontar untuk merespons cicitan Presiden AS Donald Trump soal rencana kenaikan tarif untuk semua barang dari negara tetangganya itu hingga Meksiko menghentikan migrasi ilegal.

Trump sudah lama menuduh Meksiko kurang serius mengatasi aliran imigran ilegal ke AS. Di lain sisi, Obrador menggambarkan slogan Trump "America First" sebagai kekeliruan dan mengatakan keadilan universal lebih penting daripada perbatasan.

Baca Juga

"Saya ingin menegaskan bahwa kami tidak akan jatuh dalam provokasi apa pun, bahwa kami akan bertindak dengan hati-hati, mencari alternatif lain untuk mengatasi masalah migrasi," kata Obrador dilansir BBC, Sabtu (1/6).

Dalam sepucuk surat kepada timpalannya terhadap AS, Obrador mengatakan, Meksiko mematuhi tanggung jawabnya untuk menghindari masalah sejauh mungkin dan tanpa melanggar hak asasi manusia terkait perjalanan para migran ke AS.

"Presiden Trump: Masalah sosial tidak diselesaikan dengan tarif atau tindakan paksaan," ujarnya.

"Dengan segala hormat, meskipun Anda memiliki hak untuk menyatakannya, slogan 'America First' adalah kekeliruan karena sampai akhir zaman dan bahkan melebihi batas-batas nasional, keadilan universal dan persaudaraan akan menang," tuturnya.

Obrador mengatakan, dia telah memerintahkan menteri luar negerinya untuk melakukan perjalanan ke Washington pada Jumat (31/5). Menteri Luar Negeri Marcelo Ebrard kemudian mengumumkan di Twitter bahwa ia akan memimpin delegasi ke Washington.

"Perlakuan terhadap Meksiko tidak adil dan tidak masuk akal secara ekonomi bagi siapa pun," kata Ebrard.

Dalam pernyataan Gedung Putih, Trump mengatakan, tarif akan naik lima poin persentase setiap bulan hingga 1 Oktober. Tarif barang dari Meksiko nantinya akan mencapai 25 persen.

"Tarif akan tetap pada tingkat itu kecuali dan sampai Meksiko secara substansial menghentikan masuknya alien secara ilegal ke wilayah AS", katanya.

"Selama bertahun-tahun, Meksiko tidak memperlakukan kami dengan adil - tetapi kami sekarang menegaskan hak-hak kami sebagai negara berdaulat," kata pernyataan itu.

Pasar saham mengalami penurunan tajam setelah pengumuman Trump mengenai tarif. Trump mengumumkan keadaan darurat nasional di perbatasan AS-Meksiko pada bulan Februari. Dia mengatakan itu perlu untuk mengatasi apa yang dia klaim sebagai krisis dengan ribuan migran tidak berdokumen melintasi perbatasan selatan AS.

Pernyataan Trump terbaru datang sehari setelah otoritas perbatasan AS di El Paso, Texas, menahan sekelompok lebih dari 1.000 migran - agen kelompok tunggal terbesar yang pernah ditemui. Juru bicara Gedung Putih Sarah Sanders mengatakan pada hari Jumat bahwa Meksiko bisa berbuat lebih banyak untuk menghentikan kelompok dan lainnya - ketika mereka melakukan perjalanan melalui negara itu.

"Mereka dapat dengan mudah memecah kelompok ini, menangkap mereka atau mengirim mereka pulang, dan mereka tidak melakukan apa-apa," katanya kepada wartawan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement