REPUBLIKA.CO.ID, NEW DELHI -- Temperatur melewati 50 derajat Celcius (122 Fahrenheit) di India utara dengan gelombang panas yang tak henti-hentinya. Hal ini memicu peringatan kekurangan air, dan sengatan panas.
Departemen Cuaca menyatakan, cuaca panas mencapai 50,6 derajat Celcius (123 Fahrenheit) di kota gurun Rajasthan, Churu, Sabtu (1/6). Semua wilayah Rajasthan menderita kondisi panas tinggi dengan beberapa kota mencapai suhu maksimum di atas 47 Celcius.
"Kita harus mencari tanker air dari desa-desa terdekat karena cadangan air, danau dan sungai mengering," kata Seorang penduduk Beed, Rajesh Chandrakant di salah satu distrik yang paling parah dilanda cuaca panas, dilansir dari Japan Times, Ahad (2/6).
Pada Mei 2016, tercatat suhu tertinggi yang pernah ada di India yaitu 51 Celcius (123,8 Fahrenheit). Departemen Meteorologi India mengatakan panas yang hebat bisa bertahan hingga sepekan di seluruh negara bagian Rajasthan, Maharashtra, Madhya Pradesh, Punjab, Haryana dan Uttar Pradesh.
Beberapa kematian akibat sengatan panas telah dicatat. Peringatan terkait cuaca panas tinggi telah dikeluarkan di ibukota New Delhi saat suhu melewati 46 Celcius, dan penduduk disarankan untuk tidak keluar selama jam terpanas hari itu.
Bahkan di negara perbukitan Himachal Pradesh, tempat banyak orang kaya India pergi untuk menghindari panasnya musim panas, suhu mencapai 44,9 Celcius di Una. Beberapa kota besar, dipimpin oleh Chennai, telah melaporkan kekhawatiran akan kekurangan air karena danau, dan sungai mulai mengering.
Di negara bagian barat Maharashtra, para petani berjuang untuk menemukan air untuk hewan, dan tanaman yang kekurangan air. "Petani hanya mendapatkan air setiap tiga hari untuk ternak mereka," ucap Chandrakant.
Seorang petani dengan keluarga beranggotakan tujuh orang, Raghunath Tonde mengatakan, daerah itu telah menderita kekurangan yang memburuk selama lima tahun.
"Tidak ada air minum yang tersedia selama berhari-hari dan kami mendapatkan satu tanker setiap tiga hari untuk seluruh desa," kata Tonde.
"Kami takut akan kehidupan dan mata pencaharian kami," ujarnya.
Surat kabar Hindustan Times mengatakan banyak warga Beed telah berhenti mencuci, dan membersihkan pakaian karena kekurangan air. Para ahli dari Institut Teknologi India kota Gandhinagar, memperingatkan bulan lalu, ada lebih dari 40 persen orang India menghadapi kekeringan tahun ini.
Departemen Cuaca menyatakan, musim hujan tahunan biasanya membawa hujan yang dibutuhkan ke Asia Selatan, namun datang sepekan lebih lambat dari jadwal. Kemudian diperkirakan akan mencapai ujung selatan India pada 6 Juni.
Semenanjung India telah terjadi perubahan drastis dalam pola curah hujan selama dekade terakhir, ditandai dengan seringnya kekeringan, banjir, dan badai secara mendadak.