REPUBLIKA.CO.ID, BUKARES -- Paus Fransiskus meminta maaf atas nama Gereja Katolik atas penganiayaan terhadap orang-orang Romani atau dikenal dengan sebutan Gipsi, Ahad (2/6). Hal itu diungkapkan Paus Fransiskus selama pertemuan dengan orang-orang Rom dalam tur perjalanan tiga harinya ke Rumania.
"Kunjungan saya terbebani oleh banyak pengalaman diskriminasi, segresi, dan penganiayaan yang dialami oleh komunitas Anda, orang Roma. Sejarah memberi tahu kita bahwa orang Kristen, termasuk Katolik, tidak asing dengan kejahatan semacam itu," katanya.
Oleh karenanya, Paus dengan tulus atas nama Gereja memohon pengampunan kepada Romani. "Saya ingin meminta maaf atas hal ini. Saya meminta pengampunan atas nama Gereja dan Tuhan, dan saya meminta maaf kepada Anda. Untuk semua sejarah ketika kami telah mendiskriminasi, menganiaya, atau memandang Anda curiga," ujar Paus.
Seorang pemuda Romani, Razaila Vasile Dorin, mengatakan, kedatangan Paus merupakan kehormatan besar bagi komunitasnya, dan turut mengatakan kebanggaannya."Sangat penting bahwa paus meminta pengampunan. Ada rasisme di setiap negara. Saat kami keluar, semua orang menatap kami dan kami tidak menyukainya. Saya bangga menjadi seorang gipsi," kaya Dorin.
Rom adalah suatu kelompok etnis yang diperkirakan datang ke Eropa dari India utara sekitar 1.500 tahun yang lalu. Sebagian besar tinggal di Eropa selatan dan tengah, meskipun beberapa juga beremigrasi ke AS dan Brasil. Uni Eropa mencantumkan mereka sebagai etnis minoritas terbesar di Eropa.
Rom diperbudak di Rumania hingga abad ke-19. Zaman Jerman Nazi menargetkan orang-orang Rom selama Holocaust, dan para sejarawan memperkirakan ratusan ribu orang terbunuh. Roma kemudian mengeluhkan diskriminasi perumahan dan pekerjaan di seluruh Eropa.
Kendati demikian, langkah pengampunan Paus Fransiskus diprediksi akan meningkatkan ketegangan dengan Menteri Dalam Negeri anti-imigran Italia Marreo Salvini. Dengan perkiraan populasi 10 juta hingga 12 juta, sekitar enam juta penduduk di antaranya tinggal di Uni Eropa.
Salvini, yang berbeda pandangan dengan paus berulang kali tentang masalah migrasi, marah bulan lalu ketika Fransiskus menerima sekelompok Rom di Vatikan. Salvini yang merupakan kepala partai Lega paling kanan dan wakil perdana menteri, menanggapi dengan mengulangi janjinya untuk menutup semua kamp warga Rom di Italia.