Selasa 04 Jun 2019 00:33 WIB

Boeing 737 MAX Diduga Miliki Bagian Bermasalah Yang Pengaruhi Sayap

Bagian yang terkena dampak diyakini mencakup 179 pesawat MAX Boeing

Red:
abc news
abc news

Otoritas Penerbangan Amerika Serikat (FAA) mengatakan ratusan pesawat Boeing 737 MAX yang bermasalah dan tipe 737 generasi sebelumnya kemungkinan berisi bagian-bagian yang tak diproduksi dengan benar.

Poin utama:

• Bagian yang terkena dampak diyakini mencakup 179 pesawat MAX Boeing dan 133 pesawat NG di seluruh dunia

• Boeing mengatakan telah mengidentifikasi total 41 pesawat dengan kesalahan, dan 200 pesawat tambahan akan diperiksa

• FAA telah memerintahkan agar sejumlah bagian itu cepat ditarik

 

FAA mengatakan hingga 148 bagian yang dikenal sebagai jalur tirai pipih utama yang diproduksi oleh pemasok Boeing terpengaruh, mencakup pesawat 179 MAX dan 133 pesawat NG di seluruh dunia.

Tirai pipih itu adalah panel yang bisa bergerak yang memanjang di sepanjang bagian depan sayap selama tinggal landas dan mendarat untuk memberikan pengangkatan tambahan.

Jalurnya memandu tirai logam itu dan dipasang di sayap. FAA telah memerintahkan bagian-bagian itu diganti dengan cepat.

737 MAX, jet terlaris Boeing yang berbasis di Chicago, dilarang beroperasi secara global di bulan Maret setelah kecelakaan fatal Ethiopian Airlines menyusul bencana serupa yang dialami Lion Air di Indonesia pada bulan Oktober.

Dua kecelakaan itu menewaskan 346 orang.

Boeing belum mengajukan pembaruan perangkat lunak ke FAA mengingat perusahaan itu tengah mencari persetujuan untuk mencabut larangan terbang 737 MAX.

Dalam sebuah pernyataan yang dikeluarkan setelah pengumuman FAA, Boeing mengatakan belum diberitahu mengenai masalah terkait jalur tirai utama ini.

Boeing, pembuat pesawat terbesar di dunia, mengatakan telah mengidentifikasi 20 pesawat 737 MAX yang paling mungkin memiliki suku cadang salah dan bahwa maskapai penerbangan itu akan memeriksa 159 MAX tambahan terkait suku cadangnya.

Tambahan 21 unit pesawat 737 NG yang paling mungkin memiliki bagian yang dicurigai telah teridentifikasi, kata mereka, dan maskapai penerbangan ini disarankan untuk memeriksa 112 pesawat NG tambahan.

NG adalah 737 generasi ketiga yang mulai dibuat perusahaan ini pada tahun 1997.

Bagian-bagian yang terpengaruh itu "mungkin rentan terhadap kegagalan prematur atau retak akibat proses pembuatan yang tidak tepat", kata FAA.

FAA mengatakan bahwa kegagalan total jalur pipih utama tidak akan mengakibatkan hilangnya pesawat, tetapi bagian yang gagal bisa menyebabkan kerusakan pesawat dalam penerbangan.

Otoritas itu mengatakan pihaknya akan mengeluarkan Petunjuk Kelaikan Udara untuk mendesak departemen terkait di Boeing untuk mengidentifikasi dan menarik bagian-bagian itu dari fitur pesawat.

Operator akan diminta untuk melakukan tindakan ini dalam 10 hari, tetapi bisa terus menerbangkan pesawat selama periode 10 hari sebelum suku cadang dilepas.

 

Perkiraan terbang mengejutkan

Pada bulan April, perusahaan pembuat pesawat ini mengatakan dua kecelakaan fatal telah menelan biaya setidaknya $ 1 miliar (atau setara Rp 14,5 triliun) karena menggagalkan prospek keuangan 2019, menghentikan pembelian kembali saham dan menurunkan produksi.

Saham perusahaan telah jatuh hampir 20 persen sejak kecelakaan Ethiopian Airlines pada bulan Maret.

Beberapa maskapai penerbangan internasional skeptis bahwa pesawat itu akan kembali terbang pada bulan Agustus seperti yang disarankan beberapa maskapai AS.

Tim Clark, presiden Emirates, mengatakan kepada wartawan di Seoul bahwa perlu waktu enam bulan untuk memulihkan operasi ketika regulator lain memeriksa kembali praktik penerbangan AS.

"Jika pesawat itu terbang saat Natal saya akan terkejut - [itu] menurut saya," katanya.

Boeing mengatakan satu produksi jalur tirai pipih dengan nomor lot tertentu yang diproduksi oleh pemasok ditemukan memiliki "potensi ketidaksesuaian" dan mengatakan maskapai penerbangan "akan menggantinya dengan yang baru sebelum kembali menerbangkan pesawat".

Perusahaan itu mengatakan pihaknya "kini mengadakan suku cadang pengganti di markas pelanggan untuk membantu meminimalkan waktu henti pesawat saat pekerjaan selesai".

Boeing mengatakan begitu suku cadang yang baru ada, pekerjaan penggantian setidaknya memakan waktu satu hingga dua hari.

Pengumuman layanan yang terpisah akan ditujukan kepada operator 737 MAX untuk melakukan inspeksi sebelum armada MAX kembali ke layanan.

Masalah ini ditemukan setelah penyelidikan yang dilakukan oleh Boeing dan Kantor Manajemen Sertifikat FAA, kata FAA.

Seorang juru bicara FAA mengatakan masalah ini seharusnya tidak menunda pengajuan rencana pembaruan perangkat lunak dan pelatihan Boeing, tetapi masih belum jelas kapan itu akan diajukan.

FAA mengatakan tidak punya jadwal untuk mengakhiri larangan terbang pesawat jenis itu.

Ikuti berita-berita lain di situs ABC Indonesia.

Disclaimer: Berita ini merupakan kerja sama Republika.co.id dengan ABC News (Australian Broadcasting Corporation). Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi berita menjadi tanggung jawab ABC News (Australian Broadcasting Corporation).
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement