REPUBLIKA.CO.ID, DUBLIN -- Presiden Amerika Serikat Donald Trump dalam pertemuan dengan sejumlah pejabat Irlandia turut membahas masalah perbatasan Irlandia dan kaitannya dengan Brexit. Trump, menurut Perdana Menteri Irlandia Leo Varadkar, memahami bahwa Brexit tidak dapat mengembalikan perbatasan keras di pulau tersebut.
"Dalam pertemuan dia mengatakan bahwa dia menyadari poin utama dalam perundingan, salah satu poin paling rumit, adalah masalah perbatasan Irlandia - dan ia ingin agar (perbatasan) tetap dibuka dan yakin bahwa itu dapat dilakukan," kata Varadkar saat konferensi pers seusai pertemuan di Bandara Shannon Irlandia, Rabu.
"Dia mengerti bahwa itu harus menjadi tujuan bersama, bahwa jika Inggris akan hengkang dengan kesepakatan, kesepakatan tersebut harus melibatkan jaminan yang beroperasi secara sah, bahwa kita tidak akan melihat lahirnya perbatasan keras antara utara dan selatan."
Trump melakukan kunjungan pertamanya sebagai presiden AS ke Irlandia, Rabu. Seperti dilansir BBC, Trump mengatakan hubungan AS dan Irlandia akan lebih baik lagi di masa depan. Ia akan berada di sana selama tiga hari untuk mendiskusikan Brexit serta kerja sama militer dan perdagangan.
Menurut Trump, ada jutaan orang Irlandia di AS. Ia mengklaim mengenal banyak orang Irlandia di AS dan menganggapnya sebagai temannya.
"Kami cinta orang Irlandia, senang bisa berada di Irlandia," ujar Trump.