Jumat 07 Jun 2019 20:13 WIB

Amerika Kejar Penjualan Senjata ke Taiwan

Langkah pemasokan senjata ini dinilai akan meningkatkan ketegangan dengan Cina.

Rep: rossi handayani/ Red: Dwi Murdaningsih
Senjata Otomatis (ilustrasi)
Foto: VOA
Senjata Otomatis (ilustrasi)

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Dilaporkan Amerika Serikat (AS) dikabarkan sedang mengejar penjualan tank dan senjata senilai lebih dari dua miliar dolar AS ke Taiwan. Langkah ini kemungkinan akan membuat marah Cina dengan perang dagang antara dua ekonomi terbesar dunia yang tengah meningkat.

Pemberitahuan tidak resmi tentang penjualan yang diusulkan telah dikirim ke Kongres AS. Demikian dinyatakan oleh empat sumber yang tak mau disebutkan namanya.

Baca Juga

Penjualan potensial termasuk 108 General Dynamics Corp M1A2 Abrams tank senilai sekitar dua miliar dolar AS, serta amunisi anti-tank dan anti-pesawat. Taiwan tertarik untuk memperbarui persediaan tank tempur buatan AS yang ada, ini mencakup tank M60 Patton.

Amerika merupakan pemasok senjata utama ke Taiwan. Presiden Taiwan, Tsai Ing-wen mengatakan, pada Maret AS menanggapi positif permintaan Taipei untuk penjualan senjata baru guna meningkatkan pertahanannya dalam menghadapi tekanan dari Cina. 

Amerika tidak memiliki hubungan formal dengan Taiwan, tetapi terikat oleh hukum untuk membantu menyediakannya dengan sarana untuk mempertahankan diri. Sementara itu Cina dan AS terlibat dalam perang dagang yang sengit, dengan bentrokan antara Taiwan dan Laut Cina Selatan yang memperburuk ketegangan.

Seorang juru bicara Departemen Luar Negeri, yang mengawasi penjualan militer asing, mengatakan pemerintah AS tidak mengomentari atau mengonfirmasi potensi atau penjualan senjata yang ditangguhkan atau transfer. Ini sebelum mereka diberitahukan secara resmi kepada Kongres.

Pemberitahuan kongres itu mencakup berbagai amunisi anti-tank, termasuk 409 Raytheon Co dan rudal Javelin buatan Lockheed Martin Corp senilai 129 juta dolar AS. Pemberitahuan juga termasuk 1.240 TOW rudal anti-tank senilai 299 juta dolar AS. Kemudian ada juga 250 rudal penyengat senilai 223 juta dolar AS.

Kementerian Pertahanan Taiwan mengonfirmasi telah meminta senjata-senjata itu dan bahwa permintaan itu berjalan. Kementerian tersebut menyampaikan, AS berkomitmen untuk menyediakan senjata untuk mempertahankan diri membantu militer Taiwan meningkatkan kemampuan tempurnya, mengkonsolidasikan Taiwan-AS, kemitraan keamanan dan memastikan keamanan Taiwan.

Tidak ada tanggapan langsung dari Beijing terkait hal ini. Pemerintahan Presiden AS, Donald Trump meluncurkan perombakan kebijakan ekspor senjata AS yang bertujuan memperluas penjualan ke sekutu, dengan mengatakan akan meningkatkan industri pertahanan Amerika, dan menciptakan lapangan kerja di dalam negeri.

Sementara itu, Menteri Pertahanan Cina, Wei Fenghe memperingatkan Amerika pada Dialog Shangri-La di Singapura akhir pekan lalu untuk tidak ikut campur dalam perselisihan keamanan di Taiwan, dan Laut Cina Selatan.

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement