REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW -- Presiden Rusia Vladimir Putin mengkritik tajam Amerika Serikat (AS) atas sikap terhadap perusahaan telekomunikasi Cina, Huawei. Menurut Putin, tindakan agresif yang ditujukan AS kepada Huawei tidak hanya dapat memicu perang dagang, tapi juga konflik sungguhan.
Putin menuding Washington menerapkan egoisme ekonomi yang tidak terkendali. Kampanye AS untuk membujuk negara-negara agar tak menggunakan produk Huawei dan menjegal proyek pipa gas dari Rusia ke Eropa menjadi manifestasi dari hal itu.
"Negara-negara yang sebelumnya mempromosikan perdagangan bebas dengan persaingan jujur dan terbuka telah mulai berbicara dalam bahasa perang perdagangan serta sanksi, tentang perampokan ekonomi terbuka menggunakan taktik memutarbalikkan dan menakut-nakuti, untuk menghilangkan pesaing menggunakan apa yang disebut metode non-pasar," kata Putin, Jumat (7/6).
Menurut Putin, apa yang dilakukan AS terhadap Huawei tidak hanya bertujuan menekan, tapi juga mendepak perusahaan tersebut dari pasar global. "Itu sudah disebut perang teknologi pertama dari era digital yang muncul di beberapa kalangan," ujarnya.
Dia cukup mencemaskan perang dagang yang saat ini sedang berlangsung. "Itu adalah jalan menuju konflik tanpa akhir, perang dagang, dan mungkin bukan perang dagang saja. Secara kiasan, ini adalah jalan menuju pertempuran tanpa aturan yang membuat semua orang saling bertentangan;" ucap Putin.
Putin pun menyuarakan keluh kesahnya perihal dolar yang kerap digunakan AS sebagai alat tekanan. Dia berpendapat penggunaan dan peran dolar AS dalam sistem keuangan harus dipertimbangkan kembali.
Komentar dan kritik Putin menyiratkan Rusia berpihak pada Cina. Presiden Cina Xi Jinping diketahui melakukan kunjungan selama dua hari ke Moskow.
Dalam pernyataannya, Xi mengambil sikap yang lebih lunak dibandingkan Putin. Dia menyerukan kekuatan dunia untuk melindungi sistem perdagangan multilateral global.
Terkiat perselisihan dagang antara Cina dan AS, Xi mengaku memang masih sulit membayangkan situasi akan benar-benar mereda. Kendati demikian, dia mengungkapkan optimisme kedua negara dapat mengatasi masalah tersebut.
"Kami tidak tertarik dengan hal ini dan mitra Amerika kami tidak tertarik dengan hal ini. Presiden (Donald) Trump adalah teman saya dan saya yakin dia juga tidak tertarik dengan hal ini," ujar Xi.
Setelah memberlakukan tarif impor miliar dolar terhadap produk-produk Cina, AS juga meminta negara-negara dunia agar menolak teknologi Huawei dalam pengembangan jaringan telepon seluler baru. AS mengklaim penggunaan perangkat Huawei berisiko disadap Cina. Huawei membantah produknya menimbulkan risiko keamanan.