Jumat 07 Jun 2019 15:32 WIB

Trump: Iran Gagal Sebagai Negara

AS akan tetap menolak kepemilikan senjata nuklir Iran

Rep: Kamran Dikarma/ Red: Esthi Maharani
Donald Trump
Foto: time.com
Donald Trump

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengklaim sanksi ekonomi yang diberlakukan negaranya kepada Iran berdampak signifikan. Hal itu menyebabkan Iran gagal sebagai sebuah negara.

"Mereka gagal sebagai suatu negara, tapi saya tidak ingin mereka gagal sebagai suatu negara. Kita dapat membalikkan itu dengan cepat, tapi sanksi-sanksi itu luar biasa betapa kuatnya mereka," kata Trump sebelum mengadakan pembicaraan bilateral dengan Presiden Prancis Emmanuel Macron di Cean, Prancis barat, Kamis (6/6).

Pada kesempatan itu, Trump mengaku terbuka untuk bernegosiasi dengan Iran. Namun dia menegaskan bahwa AS akan tetap menolak kepemilikan senjata nuklir oleh negara tersebut. "Satu hal yang tidak bisa mereka miliki adalah senjata nuklir," ujarnya.

Macron pun sejalan dengan sikap Trump. Dia tak menghendaki Teheran memiliki senjata nuklir. Kendati demikian Macron menginginkan kesepakatan nuklir yang tercapai pada 2015, yakni Joint Comprehensive Plan of Action (JCPOA), tetap dipertahankan.

"Saya pikir kami memiliki tujuan yang sama dengan Iran. Kami memiliki kesepakatan hingga 2025 dan kami ingin melangkah lebih jauh serta memiliki kepastian penuh dalam jangka panjang," kata Macron.

Kendati demikian, Macron memang tak memungkiri dibutuhkan negosiasi baru dengan Iran. Sebab kesepakatan nuklir yang tercapai empat tahun lalu mulai retak sejak AS memutuskan hengkang pada Mei 2018.

JCPOA disepakati pada Oktober 2015. Ia tercapai setelah melewati perundingan alot antara Iran dan Rusia, Cina, Prancis, AS, Inggris, plus Jerman.

Tujuan dari JCPOA adalah memastikan bahwa penggunaan nuklir oleh Iran hanya untuk tujuan sipil dan damai. Sebagai imbalannya, sanksi ekonomi terhadap negara tersebut dicabut

Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement