REPUBLIKA.CO.ID, KAIRO -- Mesir mengklaim pasukan keamanannya telah membunuh empat militan, Sabtu (8/6) waktu setempat. Kementerian Dalam Negeri Mesir mengatakan, keempat militan tersebut tewas dalam baku tembak dengan polisi di selatan Kota el-Arish di Semenanjung Sinai, Sabtu waktu setempat.
"Polisi menyita senapan otomatis, bom, dan sabuk peledak," ujar Kementerian Dalam Negeri Mesir, seperti dikutip dari laman Al Arabiya, Sabtu (8/6).
Kementerian itu menambahkan, keempat militan ini terlibat dalam serangan di sebuah pos pemeriksaan polisi di Sinai utara, Mesir awal pekan ini. Pihak berwenang menyebut serangan itu menewaskan delapan polisi.
Kemudian pada Kamis lalu, pihak berwenang mengatakan, pasukan keamanan membunuh 14 tersangka militan yang terkait dengan serangan yang diklaim kelompok militan negara Islam Irak dan Suriah (ISIS). Pemberontakan di Sinai Utara memang berlangsung sejak lama dan intensitasnya meningkat setelah militernya menggulingkan presiden Mesir Mohammed Mursi 2013 lalu.
Sebelumnya, perayaan Idul Fitri di Mesir diawali dengan sebuah serangan yang menewaskan. Sekitar delapan orang personel keamanan Mesir menjadi korban. Kementerian Dalam Negeri Mesir melaporkan, delapan petugas tersebut tewas saat menjalanan tugas untuk mengawasi pos pemeriksaan keamanan di Semenanjung Sinai, Mesir, Rabu (5/6).
"Elemen-elemen teroris menargetkan sebuah pos pemeriksaan di barat El Arish pagi ini. Pertukaran tembakan terjadi dan menewaskan elemen-elemen teroris dan delapan polisi mati syahid," sebut pernyataan resmi kementerian dalam negeri Mesir, Rabu (5/6), seperti dilaporkan oleh Aljazirah.
"Beberapa pejuang melarikan diri dan pasukan keamanan mengikuti gerakan mereka," tambah info dari kementerian.
Selain menewaskan delapan orang personil keamanan, serangan itu juga melukai tiga orang aparat yang kini sedang mendapatkan perawatan di Rumah Sakit Umum El Arish. Keseluruhan korban, menurut pernyataan rumah sakit, merupakan personil pasukan keamanan pusat.
Serangan yang terjadi pada Rabu dini hari itu menyebabkan timbulnya kekhawatiran dari masyarakat terkait adanya serangan susulan atau bertambahnya jumlah kematian. Sejauh ini, tidak ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan ini, pihak berwenang juga belum mengomentari kejadian tersebut.