Ahad 09 Jun 2019 05:23 WIB

Ekonomi Hancur, Ribuan Warga Liberia Demo Pemerintahan Weah

Pertumbuhan ekonomi Liberia dilaporkan menurun drastis hingga 0,4 persen.

Rep: Umi Soliha/ Red: Andri Saubani
George Weah
George Weah

REPUBLIKA.CO.ID, MONROVIA -- Ribuan warga Liberia turun ke jalananan untuk memprotes pemerintahannya karena tingginya bahan pokok dan korupsi. Warga yang turun di jalan mencapai 10 ribu orang.

Para demonstran yang berkumpul di dekat kediaman Presiden Leberia, George Weah, membawa spanduk yang bertuliskan tuduhan Weah sebagai "pengkhianat". Kondisi tersebut berbanding terbalik saat masyarakat merayakan kemenangan Weah pada tahun 2017 lalu.

Keluhan utama demonstran ialah kondisi perekonomian yang sangat buruk yang menyebabkan menjamurnya kemiskinan di negara tersebut. Selain itu, mereka pun mempermasalah sekandal hilangnya uang negara 100 juta dolar AS yang baru dicetak untuk bank sentral tahun lalu.

"Weah tidak mengatur negara kita dengan cara yang benar," kata Ishmael Hassan, yang memilih Weah pada 2017 tetapi sejak itu menjadi kecewa, Sabtu (8/6).

"Situasi ekonomi di negara kita semakin memburuk,"imbuhnya.

Ekonomi Liberia sangat terpukul oleh wabah Ebola pada 2014-2016 yang menewaskan ribuan orang. Dan harga ekspor utamanya, biji besi dan karet, yang sangat rendah serta menurunnya bantuan asing.

Dana Moneter Internasional (IMF) pada Maret merevisi perkiraan turunya pertumbuhan ekonomi Liberia pada tahun 2019 menjadi 0,4 persen dari 4,7 persen. Inflasi memuncak pada 28,5 persen pada bulan Desember yang mendorong lonjakan harga bahan pokok.

Banyak yang percaya Weah,  antan striker terkenal di beberapa tim sepak bola terbesar Eropa bisa membawa fajar baru bagi Liberia. Namun, prediksi itu meleset , setelah Weah justru mendapatkan protes yang sama seperti presiden sebelumnya, Ellen Johnson Sirleaf terkait masalah korupsi.

Sebuah petisi yang telah ditandatangi warga yang melakukan protes menuduh Weah telah menyalahgunakan dana publik, melanggar kebebasan pers,  gagal mendanai program kesehatan dan  pendidikan. Isi petisi pun berisi tuduhan Weah membangun "sejumlah rumah mewah"  dengan menggunakan dana publik. Namun, Weah menolak mengumumkan asetnya kepada publik, sehingga semakin memperkuat tuduhan dari rakyatnya.

"Saya mendukung pemerintah ini, namun dengan kondisi yang terjadi saat ini kami ingin menyelamatkan negara," kata Bob Blue, salah satu pengunjuk rasa.

sumber : Reuters
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement