REPUBLIKA.CO.ID, SYDNEY -- Pemerintah Australia telah menyita tiga properti milik seorang warga China. Kepolisian Australia, Sabtu (8/6), mengatakan penyitaan dilakukan setelah investigasi bersama dengan China terkait kasus pencucian uang.
"Satu real estate Melbourne dimiliki seorang warga negara China yang berusia 32 tahun dan menggunakan nama samaran, dan merelokasi ke Karibia," kata Kepolisian Federal Australia (AFP) dalam sebuah pernyataan di lamannya.
Properti yang disita berupa satu unit apartemen dengan dua kamar tidur, satu rumah dengan lima kamar tidur dan satu properti yang dijadikan supermarket. Semua properti yang disita secara keseluruhan bernilai 4,2 juta dolar Australia (2,94 juta dolar AS) dan akan dijual.
Kementerian Keamanan Publik China meminta bantuan Australia pada tahun 2016 untuk mengidentifikasi dua warga China yang Beijing katakan mereka menipu para investor. Pihak kepolisian mengatakan kedua orang itu mencuci uang dengan mendirikan perusahaan-perusahaan untuk membeli real estat, perhiasan dan kendaraan di Australia.
Aset-aset properti tersebut dibekukan pada November. Sebelumnya, Mahkamah Agung Victoria memerintahkan penyitaan ketiga properti tersebut pada Jumat (7/6).